KONTEKS.CO.ID – Harga minyak dunia jatuh dalam hingga lebih dari 5%. Hal ini diakibatkan penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Ini merupakan penurunan terendah dalam 7 bulan terakhir. Koreksi ini tidak lepas dari faktor kondisi ekonomi global yang berpotensi mengalami resesi.
Masing-masing harga acuan kontrak minyak berjangka itu tercatat turun 5,7 persen untuk pengiriman WTI pada Oktober dan anjlok 5,2 persen untuk pengiriman Brent di November.
Analis Price Futures Group Phil Flynn mengatakan penurunan harga minyak dunia terjadi karena para pedagang khawatir terhadap kebijakan moneter ketat dari berbagai bank sentral di dunia. Diketahui, banyak bank sentral berencana meningkatkan suku bunga acuannya.
Bank Sentral Eropa diperkirakan menaikkan suku bunga yang tajam ketika bertemu pada Kamis. Pertemuan Federal Reserve menyusul pada 21 September.
Data ekonomi China yang lemah dan kebijakan nol-Covid yang ketat menambah kekhawatiran permintaan. Impor minyak mentah China pada Agustus melorot 9,4 persen dari tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan.
Harga BBM Tidak Alami Perubahan
Terkait apakah harga minyak dunia yang sedang alami penurunan turut terdampak pada harga BBM yang baru saja dinaikkan Sabtu lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyatakan harga bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi seperti Pertamax berpeluang turun. Pasalnya, harga Pertamax ditentukan dengan mekanisme harga minyak mentah dunia.
Erick menyebut apabila harga minyak dunia turun, maka Pertamax pun akan mengikuti mekanisme tersebut dengan menurunkan harga jual kepada masyarakat.
Namun BBM seperti Pertalite, Solar, dan Pertamax masih dalam subsidi. Dia menilai jika minyak mentah dunia yang saat ini sebesar USD 95 per barel turun menjadi USD 75 per barel maka akan diikuti dengan harga jual Pertamax kepada masyarakat. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"