KONTEKS.CO.ID – Blok Pomalaa kawasan industri nikel yang dibangun PT Vale Indonesia Tbk digadang gadang bakal menghasilkan 120 ribu ton nikel setiap tahunnya. Terletak di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara ini blok ini luasnya 20 ribu hektar yang terdiri dari area tambang, smelter dan pelabuhan. Proyek ini adalah hasil kerja sama PT Vale dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou.
Pada sambutan di acara Gound Breaking, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pabrikHigh Pressure Acid Leaching (HPAL) ini akan menjadi yang terbesar produksinya di dunia.
“HPAL ini penting karena tanpa itu tidak dapat membuat baterai. Makanya ini menjadi ekosistem yang vital bagi kita.”
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan provinsinya memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah, sehingga membuat Sulawesi Tenggara menjadi salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia, dan akan dapat berkontribusi besar bagi PAD apabila dikelola dengan baik.
“Kabupaten Kolaka merupakan satu dari beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi tambang nikel yang cukup besar, baik dalam luas lahan maupun dari jumlah cadangan nikel lateritnya, dimana PT Vale Indonesia (Tbk) telah cukup lama menjadi bagian dari pengelolaan potensi tambang nikel di Kabupaten Kolaka,” kata Ali Mazi.
Selain nikel, blok ini akan menghasilkan 15.000 ton kobalt per tahunnya dengan nilai investasi Rp 67,5 triliun. Dan menjadikan kawasan ini sebagai pabrik HPAL terbesar. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"