KONTEKS.CO.ID – Ekspor tuna segar dari Biak ke Jepang mencapai 1,4 ton dan ikan tuna yang diekspor adalah jenis yellowfin (sirip kuning) yang diekspor dengan berat mencapai 1,4 ton atau setara 40 ekor dengan ukuran berkisar 30-40 kg/ekor. Setelahnya, ikan tuna akan dikirim ke Bandara Narita Jepang menggunakan pesawat via Jakarta dengan kisaran waktu maksimal 12 jam.
Sebelum dikirim ke Jepang, ikan tuna yang diturunkan dari kapal telah mengalami proses rantai dingin terintegrasi dengan dilakukannya pembuangan pembersihan insang, isi perut dan grading sashimi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang dikelola oleh pihak swasta.
Grading sashimi dilakukan oleh petugas Quality Control dengan memeriksa kualitas sashimi dari tekstur dan warna daging ikan tuna segar.
Ikan dengan kualitas yang tidak memenuhi pasar Jepang, akan disimpan di gudang beku terintegrasi di SKPT Biak, untuk selanjutnya diolah menjadi tuna saku dan produk lainnya.
Kualitas tuna segar yang diekspor dari Biak Numfor cukup diterima baik oleh Pasar Jepang, dimana harga jual tuna segar dari Biak Numfor lebih tinggi dibandingkan dengan harga tuna segar dari beberapa wilayah lain. Harga tertinggi yang pernah diterima pada pengiriman ke-5 dan ke-6 pada bulan September 2022 sebesar ¥1.710 per kilogram.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono, Jumat 3 Desember 2022 ke Biak melepas ekspor ke Jepang.
“Usahakan ini (tuna segar) bisa diolah di Biak. Penanganan ikan segar harus cepat, nah, mungkin juga perlu dipikirkan supaya ekspor ikan segar itu lebih besar lagi. Mudah-mudahan kita berharap potensi kelautan kita sangat besar dan dapat kita wujudkan,” ucapnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa KKP akan mencanangkan program Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan. Dia mengatakan, ke depannya ikan yang ditangkap di wilayah perairan Biak ini bisa didaratkan di Pelabuhan Biak, diolah di ICS (Integrated Cold Storage) yang berada di Biak, dan diekspor langsung dari Biak ke negara tujuan.
“Memang program kami begitu, Pak. Jadi (nelayan) menangkap (ikan) di sini (wilayah perairan Biak), diolah di sini, dan kemudian diekspor langsung dari sini,” ucapnya.
Upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor terus dilakukan, seperti membangun SKPT Biak dimulai sejak tahun 2017 dengan intervensi kegiatan melalui penyediaan sarana prasarana berupa pembangunan Gudang Beku Terintegrasi (ICS) berkapasitas 200 ton, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan lainnya.
Kegiatan ekspor ini merupakan ekspor yang ke-13. Sejak Agustus hingga November 2022 volume total ekspor tuna mencapai 39 ton. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"