KONTEKS.CO.ID – SFV Wakatobi atau Smart Fisheries Village akan tingkatkan ekonomi masyarakat dan kegiatan produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
SFV Wakatobi adalah wilayah pengembangan kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir. Pembentukan SFV Wakatobi memanfaatkan aset UPT guna menghasilkan PNBP; menjadi model/showcase teknologi agar dapat diadopsi masyarakat; serta meningkatkan jejaring dengan menggandeng mitra dalam pelaksanaan kegiatan.
SFV Wakatobi dikembangkan oleh Loka Perekayasaan Tekonologi Kelautan (LPTK) yang fokus utamanya pada Teknologi Kelautan Terintegrasi (Wakatobi dan Coral Garden) di daerah konservasi.
Peluncuran SFV Wakatobi menjadi acara puncak peringatan Hari Nusantara di Wakatobi Selasa 13 Desember yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM).
Inovasi yang dihasilkan LPTK Wakatobi di antaranya Teknologi Wakatobi AIS atau Wahana Keselamatan dan Pemantauan Objek Berbasis AIS yang dirancang khusus untuk meningkatkan keselamatan serta keterpantauan nelayan kecil dan tradisional.
LPTK juga mengimplementasikan Aplikasi Laut Nusantara yakni inovasi teknologi penangkapan ikan berbasis android untuk mengakses beragam informasi kelautan sebagai transformasi budaya nelayan dari ‘mencari ikan’ menjadi ‘menangkap ikan’.
LPTK Wakatobi juga telah menghasilkan konservasi perairan dengan menggunakan empat metode rehabilitasi dan pembibitan karang melalui Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota atau Wakatobi Sea Bamboo.
“Tentu dalam pelaksanaanya LPTK Wakatobi tidak dapat bergerak sendiri tanpa adanya dukungan pemerintah daerah setempat, serta bersinergi dengan dukungan pendidikan dalam hal ini AKKP Wakatobi, bidang pelatihan serta penyuluhan dan juga menjalin mitra dengan berbagai pihak,” ucap Kepala BRSDM KKP I Nyoman Radiarta dalam lama resmi KKP.
Dengan dukungan perangkat dan teknologi Wakatobi AIS, diharapkan produktivitas nelayan meningkat, sehingga semakin sejahtera serta menjadi upaya dalam percepatan penangkapan ikan terukur. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"