KONTEKS.CO.ID – Indeks USD mengalami stagnasi hari ini Senin 26 Desember 2022, hal ini dikarenakan pasar valuta asing libur Natal dan bersiap menghadapi tahun baru. Pasar juga merespon inflasi Jepang yang mencapai 3,7 persen tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Indeks USD juga dipengaruhi situasi Jepang. Gubernur Bank of Japan (BOJ) Haruhiko Kuroda menyuarakan harapan bahwa kekurangan tenaga kerja yang meningkat akan mendorong perusahaan untuk menaikkan upah. Ia menyebutkan inflasi konsumen rata-rata Jepang kemungkinan akan melambat di bawah target BOJ 2% pada tahun fiskal berikutnya karena efek dari melonjaknya biaya impor menghilang.
Dalam siaran resminya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan faktor eksternal lain yang mempengaruhi indeks yaitu situasi di China. Setelah tiga tahun pembatasan untuk menekan penyebaran Covid-19, Presiden Xi Jinping membatalkan kebijakan penguncian nol-COVID negara itu dan pengujian tanpa henti bulan ini dalam menghadapi protes dan wabah yang meluas.
“Sementara terkait pertumbuhan ekonomi domestik saat ini tetap baik. Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga,” katanya.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3 persen. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat meskipun sedikit melambat sejalan dengan perlambatan ekonomi global ke titik tengah kisaran 4,5-5,3 persen.
Dalam perdagangan sore ini mata uang rupiah ditutup melemah 40 point walaupun sebelumnya sempat melemah 55 point dilevel Rp. 15.632 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.593. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.620 – Rp. 15.670. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"