KONTEKS.CO.ID – Harga minyak dunia akan menguat dalam perdagangan hari ini, Kamis 19 Januari, di rentang 80,35 USD per barel – 83,30 USD perbarel. Hal tersebut dikatakan Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi.
“Sebagai importir minyak utama dunia, permintaan bahan bakar China akan kembali pulih. Ini akan menimbulkan optimisme meski pertumbuhan ekonomi China melambat tajam menjadi 3 persen pada tahun 2022. Sangan berpengaruh pada harga minyak dunia,” katanya, Kamis, 19 Januari.
Angka ini meleset dari target resmi yang dipatok sekitar 5,5 persen dan ini merupakan kinerja terburuk kedua sejak 1976. Analis yang disurvei oleh Reuters melihat pertumbuhan 2023 rebound menjadi 4,9%.
Badan Energi Internasional (IEA) kemarin mengatakan pencabutan pembatasan COVID-19 di China akan meningkatkan permintaan minyak global tahun ini ke rekor tertinggi baru, sementara sanksi batas harga terhadap Rusia dapat mengurangi pasokan.
Laporan IEA mengikuti ekspektasi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bahwa permintaan minyak China akan tumbuh sebesar 510.000 barel per hari (bpd) tahun ini setelah mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun pada tahun 2022 karena tindakan pencegahan COVID.
Tetapi OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan global 2023 tidak berubah.
Dukungan lebih lanjut datang dari ekspektasi penarikan stok minyak mentah AS sekitar 1,8 juta barel dalam seminggu hingga 13 Januari, menurut jajak pendapat Reuters.
“Di sisi pasokan, produksi minyak dari wilayah serpih teratas di Amerika Serikat akan naik sekitar 77.300 barel per hari ke rekor 9,38 juta barel per hari pada Februari,” demikian pernyataan Badan Informasi Energi AS (EIA).
Dalam perdagangan pasar Eropa, harga minyak dunia di level US81,65 perbarel. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"