KONTEKS.CO.ID – Ekonom Bank Dunia Joseph Stiglitz meraih Nobel Ekonomi pada 2001 melalui teori Asimetri Informasi. Kajian ini berkontribusi besar pada penerapan tata kelola pemerintahan berbagai negara untuk wujudkan transparansi dan menghindari konflik kepentingan penyelenggara negara.Â
Jadi, teori asimetri informasi menyatakan bahwa ketidakseimbangan informasi antara dua pihak dalam suatu transaksi dapat menyebabkan masalah dalam hal efisiensi pasar. Dalam konteks ekonomi, teori ini menyatakan bahwa pihak yang memiliki informasi lebih baik dapat memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil.
Contoh dari ekonomi suatu negara adalah ketika sebuah perusahaan raksasa memiliki informasi tentang harga bahan baku yang akan naik, mereka dapat membeli bahan baku tersebut sebelum harganya naik. Namun, pemasok bahan tidak memiliki informasi yang sama, sehingga mereka tidak dapat menyesuaikan harga mereka sebelum harga naik.
Contoh dalam perdagangan internasional, sebuah negara dapat memiliki informasi yang lebih baik tentang kondisi ekonomi global dibandingkan negara lain. Negara tersebut dapat memanfaatkan data ini untuk mendapatkan keuntungan dalam perdagangan dengan negara lain.
Kesenjangan sosial dan efisiensi pasar juga dapat diakibatkan oleh teori asimetri informasi, ketika pihak yang punya informasi dapat memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, maka akan terjadi kesenjangan sosial di antara pihak yangmengetahui lebih baik dan pihak yang tidak memiliki informasi yang sama.Â
Selain itu, masalah efisiensi pasar juga dapat muncul ketika pihak yang memegang informasi dapat memanipulasi harga dan menyebabkan distorsi pasar.
Jadi, teori Joseph Stiglitz ini menunjukkan bahwa ketidakseimbangan informasi dapat menyebabkan masalah dalam ekonomi, termasuk kesenjangan sosial dan masalah efisiensi pasar.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan transparansi dan akses informasi sehingga setiap pihak dapat membuat keputusan yang tepat dalam transaksi ekonomi. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"