KONTEKS.CO.ID – Teori Asimetri Informasi Joseph Stiglitz menyebut pihak yang memiliki informasi lebih baik dapat memanfaatkan posisinya untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan informasi antara dua pihak dalam suatu transaksi dapat menyebabkan masalah efisiensi pasar.Â
Pelaku yang menerapkan teori asimetri informasi dapat dikategorikan melanggar hukum jika tindakan mereka melanggar peraturan. Misalnya sebuah perusahaan menyembunyikan informasi penting dari para pemegang saham atau regulator, ini dapat dikategorikan sebagai tindakan penipuan atau pelanggaran hukum keuangan.
Selain itu, jika pelaku yang menerapkan asimetri informasi dalam perdagangan atau bisnis menyebabkan kerugian bagi pihak lain, maka mereka dapat diperkarakan atas tindakan melakukan kerugian atau penipuan.
Contoh mega skandal asimetri informasi terjadi di Amerika Serikat, yang menggegerkan industri keuangan. Jika pemerintah saat itu tidak bergerak cepat, efeknya akan menyebar ke perusahaan-perusahaan lain dan berdampak pada sistem keuangan AS. Berikut mega skandal asimetri ekonomi;
Enron Corporation
Enron Corporation adalah perusahaan energi terbesar di AS yang terkenal dengan skandal accounting yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan pada 2001. Skandal ini terungkap setelah perusahaan menyembunyikan kerugian yang dideritanya dari para pemegang saham dan regulator. Beberapa eksekutif Enron dikenakan tindakan pidana karena melakukan asimetri informasi dan penipuan terhadap para pemegang saham.Â
Bernard L. Madoff
Bernard L. Madoff adalah seorang ahli finansial yang dihukum karena melakukan penipuan investasi yang besar-besaran. Madoff menyediakan layanan investasi yang tidak sah dan menyembunyikan kerugian yang dideritanya dari para investor. Dia dikenakan tindakan pidana karena melakukan asimetri informasi dan menipu ribuan investor dari jutaan dolar.
Semoga informasi ini bermanfaat. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"