KONTEKS.CO.ID – Industri pengolahan nonmigas tumbuh secara impresif di angka 5,01 persen sepanjang tahun 2022. Angka ini lebih tinggi dibanding capaian tahun 2021 sebesar 3,67 persen.
Sampai saat ini, sektor industri menjadi penopang utama terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,31 persen pada 2022.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, kinerja positif dari industri manufaktur ini sejalan dengan beberapa indikator sepanjang 2022.
“Seperti Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang sama-sama berada di level ekspansif,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, hasil IKI pada Januari 2023 menempati posisi 51,54 atau naik dibandingkan IKI Desember 2022 yang menyentuh level 50,9.
Sementara itu, S&P Global melaporkan bahwa PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2023 sebesar 51,3 naik dibandingkan bulan Desember 2022 di angka 50,9.
Berdasarkan data tersebut, Menperin menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi global, utilisasi sektor industri manufaktur rata-rata sudah berada di atas 71 persen. Ini menandakan bahwa aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Karena itu, Menteri Agus Gumiwang menyampaikan, sangat mengapresiasi kinerja yang gemilang ini, bahwa sektor industri menufaktur konsisten memberikan kontribusi yang paling besar terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, pertumbuhan industri di atas lima persen ini juga mengartikan bahwa ekonomi Indonesia sudah kembali pulih dan bangkit.
Selain itu, ditegaskan bahwa pemerintah tetap melakukan antisipatif dan menyiapkan berbagai kebijakan strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu fokusnya adalah mengembangkan sektor industri manufaktur agar lebih produktif dan inovatif.
“Dalam jangka pendek misalnya, kebijakan untuk memperkuat konsumsi domestik akan dipacu melalui permintaan dari sektor industri dengan mendorong penggunaan produk dalam negeri. Sedangkan, jangka menengah dan panjangnya, pemerintah melanjutkan transformasi ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan investasi di sektor industri, termasuk juga menyiapkan SDM industri yang kompeten,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga bertekad menjadi Global Key Player untuk industri hilirisasi berbasis komoditas. Pemerintah akan fokus pada industri hilirisasi komoditas yang terbagi menjadi tiga kelompok, yakni industri berbasis agro seperti industri oleokimia, industri berbasis bahan tambang mineral seperti industri smelter mineral dan logam, serta industri berbasis migas dan batubara seperti proyek coal to methanol.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga sektor manufaktur yang menjadi sumber penopang ekonomi pada tahun 2022, yakni industri makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 4,90 persen, industri alat angkutan tumbuh 10,67 persen, serta industri logam dasar tumbuh 14,80 persen.
Selain itu, pertumbuhan industri makanan dan minuman dipacu oleh peningkatan produksi komoditas mamin serta meningkatnya ekspor CPO akibat tingginya permintaan global.
Sementara pertumbuhan industri alat angkutan melaju karena didukung oleh kebijakan diskon PPnBM sepanjang tahun 2022, dan pertumbuhan di industri logam dasar lantaran didorong oleh peningkatan kapasitas produksi di sentra tambang seiring membaiknya harga komoditas di pasar ekspor.
Sebelumnya, Menperin memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nasional sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01 persen, dan pada 2023 ditargetkan sebesar 5,1-5,4 persen.
“Masuknya sejumlah investasi di beberapa sektor diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur,” katanya.
Sementara itu, realisasi investasi industri manufaktur pada 2022 mencapai Rp497,7 triliun. peningkatan investasi di sektor industri juga akan mendongkrak serapan tenaga kerja. Pada tahun 2022, total serapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,11 juta orang, sedangkan pada 2023 sebanyak 19,2-20,2 juta orang.
Seiring dengan itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 mencapai USD206,35 miliar, naik 16,45% dari angka tahun 2021 (USD177,2 miliar) dan ditargetkan dapat meningkat hingga USD225 -245 miliar pada 2023,” kata Menperin.
“Oleh karena itu, pemerintah bertekad untuk memperkuat hilirisasi di sektor industri manufaktur. Sebab, selama ini telah memberikan bukti nyata terhadap multiplier effect bagi perekonomian nasional, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja,” ujar Menperin lagi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"