KONTEKS.CO.ID – Voice of Baceprot alias VoB kini disebut sebagai salah satu band heavy metal paling dihormati di Indonesia. Siapa sangka, para personel pernah alami hal yang menyakitkan.
Peristiwa yang menginjak-injak harga diri sebagai perempuan. Tapi momen tersebut menjadi momen lahirnya VoB. Lagu MS (Perempuan Merdeka Seutuhnya) salah satu corong keresehan VoB sebagai perempuan.
Pada Agustus 2023, Voice of Baceprot (VoB) bakal ‘menjajah’ Amerika Serikat. Trio Marsya, Widi, dan Sitti akan mengguncang 11 kota dalam tur bertajuk Retas: American Tour 2023.
Sebelumnya, Voice of Baceprot menyambangi sejumlah negara Eropa lewat Fight Dream Believe European Tour 2022. Kala itu, mereka tampil di Ceko, Belanda, Denmark, dan Jerman.
Bahkan, VoB mengguncang “tanah kudus” penggemar heavy metal dunia, Wacken Open Air, Jerman yang menuai pujian.
Profil VoB, Awalnya Siswa Bermasalah
Sebelum Voice of Baceprot menjelma menjadi band heavy metal, siapa yang menyangka, VoB terbentuk di ruang guru BK.
VoB tak sengaja dibentuk karena sekolah menganggap ketiganya siswa bermasalah yang butuh bimbingan khusus.
Awalnya, Euis Sitti Aisyah disebut murid yang suka memukul-mukul meja sampai bikin gurunya murka. Sitti, panggilannya, langsung dikirim ke ruang Bimbingan Konseling (BK).
Tidak hanya sekali, Sitti sering keluar masuk ruang BK, tetapi hal inilah yang justru mengenalkan Sitti dengan Widi.
Bahkan, nama Voice of Baceprot adalah usulan Abah, guru BK. Ersa Eka Susila Satia atau biasa dipanggil Abah meminta personel VoB musik untuk mengiringi drama musikal.
Momen inilah yang melahirkan Voice of Baceprot pada 2014. Kala itu, ketiga personel VoB masih berusia 14 tahun di tahun 2014.
“Baceprot artinya meracau, berisik, atau bawel. Yang kasih nama Abah, guru BK yang juga ngajarin instrumen musik. Dulu kami sering protes ke pihak sekolah karena sistem sekolah yang tidak adil,” kata Marsya.
Siti kini drummer band fenomenal Voice of Baceprot dan Widi Rahmawati menjadi bassist.
Marsya Kurnia, vokalis VoB, merupakan teman Sitti sejak SD. Mereka semua tinggal dan sekolah di Garut, Jawa Barat
Terancam Menikah di Bawah Umur
Pertemuan member VoB menghasilkan lagu-lagu yang menjadi corong keresahan tentang posisi perempuan di masyarakat. Konon, jika tak ada VoB, Marsya dan Sitti terancam menikah di bawah umur.
VoB jadi penyelamat Marsya yang sudah diminta menikah oleh keluarganya sejak masih MTs (setingkat SMP).
“Gabung di VoB jadi bisa ngomong ke Bapak, udah ada contohnya yang nikah muda, aku harus jadi pembeda. Sekarang [umurku] 23 belum nikah. Setelah ada penghasilan [dari VoB] jadi boleh enggak nikah muda,” kata Sitti.
Siti merupakan lima bersaudara dengan satu laki-laki. Karena ketiga kakaknya semua menikah muda, sebelum membentuk VoB, Sitti melihat masa depannya akan serupa.
Seperti diketahui, angka pernikahan dini di Garut adalah yang tertinggi se-Jawa Barat.
Marsya VoB Korban Dibully usai Alami Pelecehan Seksual
VoB berbagi kisah tentang pengalaman pelecehan seksual melalui musik. Hal ini pernah dialami Marsya.
Dia pernah jadi korban pelecehan seksual saat sedang dirawat di RS.
Cerita pelecehan tersebar cepat di sekolah. Tapi yang menyusul kemudian bukannya simpati, melainkan perundungan. Marsya dibully dan diejek tak ‘suci’ lagi. Kasus ini sampai bikin Marsya bolos sekolah selama sebulan.
Kisah itu dicurahkan dalam lagu “PMS (Perempuan Merdeka Seutuhnya)”. Lagu itu jadi kampanye VoB bahwa perempuan tidak dinilai dari tubuh.
“Selama ini perempuan ketika tersentuh dikit dianggap enggak suci, yang suci itu Maria. [Kalau sudah enggak suci] pantas dihinakan, enggak punya sesuatu untuk dihargai.”
“Padahal kami lihatnya beda, perempuan yang seutuhnya, merdeka seutuhnya, value-nya bukan sebatas tubuh,” kata Marsya.
Voice of Baceprot Band Heavy Metal Paling Dihormati
VoB telah menjelma jadi salah satu band heavy metal paling dihormati di Indonesia. Selain menggelar tur internasional, mereka sempat menyabet penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk kategori Duo/Grup/Kolaborasi Rock Terbaik.
Ketika mengangkat isu-isu perempuan tersebut, mereka mengaku juga mendapat inspirasi dari komentar-komentar di media sosial.
“Nah, yang kita sadari dari apa yang kita lihat sehari-hari adalah bahwa ternyata lingkungan kita belum begitu sehat untuk kehidupan perempuan,” papar Marsya yang dikutip dari DW pada Jumat, 9 Juni 2023.
“Karena kita sadar, kalau kita punya musik yang orang bisa di manapun dia, orang bisa mendengarnya,” lanjutnya.
“Siapapun dia, bisa dengar itu. Oleh sebab itu kami merasa sayang kalau kita tidak menggunakan suara kita yang bisa didengar banyak orang, untuk menyampaikan pesan yang baik, salah satunya adalah ruang aman untuk perempuan, isu-isu hak perempuan dan sebagainya,” tambah vokalis dan gitaris Voice of Baceprot itu.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"