KONTEKS.CO.ID – Perseteruan antara Dewi Perssik vs Pak RT terus berlanjut. Kedua pihak saling mengungkapkan hal yang berbeda.
Misalnya tentang ibadah kurban. Dewi Perssik mengaku kurban menjadi ibadah yang rutin dilakoninya.
Menurut Dewi Perssik hampir setiap tahun, ia selalu menyumbangkan sapi. Bahkan pada 2021, dia membeli dua ekor sapi hingga menghabiskan Rp 150 juta. Dia membagikan daging kurban di rumahnya, di Jakarta dan di Jember.
Sayangnya, Pak RT membantah keterangan Dewi Perssik. Menurut Pak RT Malkan, selama tinggal di lingkungan tersebut, Dewi Perssik belum pernah berkurban.
“Baru tahun ini, juga nitip bukan berkorban, sori,” kata Malkan. Menurut Pak RT, kurban dalam hal ini menyembelih sapi atau kambing langsung di wilayah kediaman mereka.
Disebut Pak RT saat Idul Adha tahun 2021, pihak dari Dewi Perssik mengirimkan 2 karung kecil potongan daging untuk dibagikan ke warga sekitar.
“Tahun kemarin, Magrib tiba-tiba saya diantarkan ditelpon sama Dimas dan Pak Ustaz, ada sekitar 2 kantong kecil daging yang sudah hampir….. karena sudah terlalu malam, kehujanan atau apa saya kurang tau, saya panggil anak-anak untuk bagi-bagi,” jelasnya.
Pak RT Tak Mau Bantu Pindahkan Sapi Milik Depe
Lalu di tahun 2023, setelah melihat kedatangan sapi milik Dewi Perssik, Pak RT mengira sang pedangdut akan kurban di wilayahnya.
Ternyata Depe, panggilan akrab Dewi Perssik hanya menitipkan sapinya sebelum disembelih di tempat lain.
Kemudian saat akan memindahkan sapi, beberapa kali Depe meminta tolong dibantu untuk proses pengangkatan sapi itu tapi ditolak Pak RT.
“Saya bukan orang profesional, seandainya terjadi sesuatu sama anak buah saya, sama saya pribadi atau apa, saya tolak, angkat aja sendiri, dorong sendiri,” ucapnya.
Pihak Depe pun menawarkan uang rokok buat Pak RT jika membantu mengangkat sapi tersebut.
“Bos jangankan uang rokok 100 200 ribu 1 juta 2 juta 100 juta, saya nggak mau buat bantu angkat sapi itu. Saya tolak buat angkat itu sapi,” tegasnya.
Pak RT juga membantah bahwa telah menolak kedatangan sapi kurban milik Depe. Dia menjelaskan bahwa sudah berbaik hati menjaga sapi kurban Depe selama enam jam itu.
“Katanya sapinya ditolak, ditolak ko sampe di sini 6 jam, apa itu bentuk penolakan namanya? Dari jam 10 pagi sampai 4 sore,” ungkapnya.
Komunikasi tentang penitipan sapi hanya dilakukan ART Depe dengan pihak Pak RT. Sehingga komunikasi pun tak berjalan dengan baik.
Depe pun mengunggah video yang berisi mediasi antara dirinya dengan pihak Pak RT di beberapa akun media sosialnya. Dari video tersebut terlihat, mediasi dihentikan lantaran kedua pihak terlalu emosi.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"