KONTEKS.CO.ID – Kelompok musik beraliran grindcore asal Birmingham, Inggris, Napalm Death, bakal menyapa penggemar di Indonesia. Konser band favorit Jokowi ini digelar selama 2 hari yaitu 2 dan 3 September 2023.
Kedatangan band yang dijuluki The God Father of Grindcore ini telah dikonfirmasi Maqnet Kreasindo selaku promotor.
“Napalm Death telah mengkonfirmasi untuk konser di Indonesia. Mereka datang tanggal 1 September untuk konser di Jakarta, Bandung atau Semarang,” kata Omen mewakili Maqnet Kreasindo kepada Konteks.co.id pada Senin, 24 Juli 2023.
Namun, Maqnet Kreasindo belum bersedia menjelaskan lebih detail tentang lokasi pasti dan harga tiket untuk masuk konser ini. “Update konser Napalm Death akan diumumkan segera,” katanya.
Seperti diketahui, grup musik yang dari Mark Barney Greenway (vokal), Shane Embury (bass), Mitch Harris (gitar), dan Danny Herrera (drum) pernah beberapa kali konser di Indonesia.
Salah satunya konser Napalm Death Grinding Indonesia yang digelar di Pantai Festival Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara pada 16 April 2005 dengan dihadiri 7.000 penonton.
Napalm Death, Band Favorit Jokowi
Kehadiran Napalm Death tentu menggembirakan penggemar beratnya. Salah satu penggemar band legend di deretan band-band pengusung musik metal ini adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dipastikan Jokowi bakalan menyaksikan aksi panggung band sudah merekam belasan album, termasuk Scum yang dirilis pada 1987 itu.
Sebab, dalam berbagai kesempatan, Jokowi kerap mengutarakan kegemarannya akan musik-musik keras antara lain yang dimainkan Anthrax, Napalm Death, Lamb of God, Metallica dan Guns N’ Roses.
Terutama adanya ‘hubungan’ dekat antara Jokowi dengan pemilik album The Code Is Red…Long Live The Code ini.
Vokalis Napalm Death pernah menulis surat terbuka kepada Jokowi pada 2015. Mark Barney Greenway pernah memohon pengampunan untuk Lindsay Sandiford, terpidana mati kasus narkotika dari Inggris.
Perempuan yang saat itu berusia 56 tahun telah divonis mati pada 2013 di Bali karena membawa 4,7 kilogram kokain.
Namun, dia mengklaim dipaksa untuk membawa zat terlarang itu oleh bandar narkotika yang mengancam akan membunuh anak-anaknya.
Dilansir dari BBC, Mark Barney Greenway berharap Jokowi akan mendengarkan permintaannya. Greenway meminta Jokowi agar memiliki belas kasihan terhadap Sandiford.
“Saya didekati oleh sebuah organisasi Australia yang sedang mengupayakan pengampunan untuk dua terpidana mati Australia. Napalm Death, bagi mereka yang mengetahui sejarah kami, selalu mendukung hak asasi manusia dan kemanusiaan,” kata Greenway.
“Jujur, ini sesuatu yang tidak bisa saya hiraukan begitu saja, karena hal itu berarti sebagai manusia saya tidak peduli.”
“Saya tahu Widodo adalah seorang penggemar kami, ia sudah sering difoto dengan mengenakan kaos Napalm Death dan pastinya hal itu menjadi peluang bagi kami,” tambahnya.
Barney meminta pengampunan bagi Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Lindsay Sandiford, tiga warga asing terpidana mati kasus narkoba di Indonesia.
Namun, Napalm Death gagal memengaruhi keputusan Presiden Jokowi soal eksekusi mati Myuran dan Andrew kala itu.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"