KONTEKS.CO.ID – Nama aktris Titien Sumarni begitu gemilang di dunia perfilman Indonesia pada tahun 1950-an. Kala itu, semua orang seperti memuja kecantikan dan akting sang aktris yang memiliki ciri khas, tahi lalat di atas bibir.
Pada saat itu, film adalah satu-satunya hiburan rakyat Indonesia di luar rumah. Sebab, televisi baru muncul 10 tahun kemudian.
Kehadiran Titien menjadi angin segar bagi jiwa-jiwa yang dahaga akan hiburan. Kehadiran bintang film Indonesia itu menggairahkan perfilman nasional yang kala itu menghadapi serbuan film Malaysia dan India.
Namun sayangnya, sosok Titien melekat dengan skandal. Ia seperti memendam dendam terutama soal cinta.
Sehingga harta kekayaan dan kepopulerannya hanya berumur pendek. Akhir hidupnya pun tragis, penuh skandal dan guna-guna.
Berikut ini, kisah pilu Titien Sumarno, aktris pujaan rakyat Indonesia, pada masa itu.
Titien Diselingkuhi Dua Kesayangan
Cerita hidup Raden Ajeng Titien Sumarno yang lahir di Surabaya pada 15 Mei 1932 itu seperti kisah sebuah film.
Memet, ayahnya yang bekerja sebagai pembantu wedana di Surabaya meninggal saat Titien berusia tiga tahun. Tiga tahun setelah kematian ayahnya, Titien ikut ibunya, RA Sarimanah pindah ke Tasikmalaya.
Majalah Selecta edisi 4 Juli 1966 menuliskan bahwa saat duduk di SMP di Bandung, Titien yang berusia 15 tahun sudah belajar seni lakon dari sang paman, R Mustari.
Sang paman bekerja sebagai pegawai negeri di Jawatan Perekonomian Tasikmalaya. Titien juga mendapat dukungan dari sang kekasih, seorang perwira militer Indonesia.
Sang kekasih pun sering datang ke rumah Mustari untuk mengencani Titien . Kala itu Titien memang menumpang tinggal di kediaman sang paman. Sang kekasih pun menjadi sangat akrab dengan keluarga sang paman.
Mendadak Titien syok saat mengetahui sang kekasih selingkuh dengan istri pamannya. Hatinya patah, dua orang kesayangannya terang-terangan berselingkuh.
Gadis itu memendam benci yang amat sangat pada sang kekasih dan istri pamannya. Usai Mustari bercerai, Titien pun bersedia menikah dengan sang paman pada 1948.
Pernikahannya kala itu sebagai balas dendam pada mantan kekasih. Saat menikah Titien masih berusia 16 tahun, sementara Mustari 32 tahun.
Titien dan Mustari memutuskan pindah ke Jakarta setelah menikah. Titien berhenti sekolah dan memutuskan untuk fokus di dunia akting.
Dia juga menerima pekerjaan menghibur tentara RI yang sedang berjuang dalam perang kemerdekaan.
Awal Karier yang Tak Mulus
Dengan bantuan jejaring sang suami, Titien dengan mudah terjun dan mendapat tawaran akting.
Majalah Selecta menulis, Mustari mengizinkan Titien terjun ke dunia gemerlap yang akhirnya malah menjerumuskannya pada skandal-skandal percintaan dengan orang-orang penting.
Buku ‘Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978’ (1979) menuliskan bahwa seorang pegawai studio film Golden, Arrow Harun Al Rasyid, memperkenalkan Titien kepada sutradara Raden Arifin yang kala itu hendak membuat film.
Melihat Titien yang cantik alami, sang sutradara mengajaknya main film berjudul “Seruni Laju” pada 1951.
Namun, sebenarnya awal kiprahnya di dunia film tidak mulus. Titien pernah bermain dalam film-film produksi studio film raksasa Persari milik Djamaluddin Malik yang berjudul “Pengorbanan” (1952) dan “Lagu Kenangan” (1953). Djamaluddin Malik adalah ayah dari penyanyi Camelia Malik.
Menurut Rd Lingga Wisjnu dalam buku “Rahasia Hidup RA Titin Sumarni” (1955), nama Titien tercoret dari Persari lantaran dia bermain sandiwara yang mendapat sponsor rokok kretek.
Belakangan Titien bisa ikut syuting di film produksi Persari selanjutnya.
Gelar Ratu Layar Perak
Namanya mulai terkenal setelah membintangi film “Putri Solo” (1953) produksi Bintang Surabaja.
Film Putri Solo langsung mengangkat nama Titien hingga menjadi pujaan orang se-Indonesia kala itu. Bahkan, Presiden Soekarno ‘tergila-gila’ dengan sang aktris.
Dalam waktu singkat, popularitasnya mengalahkan aktris papan atas lainnya seperti Netty Herawati, Elya Rossa, dan lain-lain.
Setelah itu, Titien banjir tawaran film. Dalam rentang waktu lima tahun, dia sudah membintangi 34 judul film. Wanita cantik ini pun mendapat julukan aktris terlaris saat itu.
Titien pernah mendapat julukan Ratu Layar Perak melalui angket dari majalah Dunia Film dan Kentjana pada 1954. Bahkan dia berhasil memecahkan rekor penghasilan film tertinggi di Indonesia.
Sayangnya, kekayaan dan ketenaran membuatnya lupa diri. Dia langsung mendirikan perusahaan film yang bernama Titien Sumarni Motion Pictures pada 1953.
Rumah produksi ini menghasilkan film berjudul “Putri dari Medan” (1954), “Mertua Sinting” (1954), “Sampah” (1955), dan “Saidjah Putri Pantai” (1956). Selain sebagai produser, Titien membintangi seluruh film itu.
Tapi dia juga tetap main di rumah produksi lainnya misalnya film “Lewat Djam Malam” (1954), sebuah film legendaris produksi Perfini pimpinan Usmar Ismail dan Persari pimpinan Djamaluddin Malik.
Namun sayang, ambisinya terhadang masalah. Titien tidak membangun studio film namun menyewa milik Perfini.
Entah mengapa, dia mangkir membayar sewa, padahal uangnya berlimpah.
Skandal Seks dengan Pejabat
Setelah bercerai dengan Mustari, Titien menikah dengan seorang pengusaha kaya raya asal Minahasa bernama Saerang. Pernikahan itu ternyata sebagai awal dari kehancuran hidupnya.
Tiga tahun setelah pernikahannya dengan Saerang, warga Bandung heboh oleh seorang perempuan cantik berusia sekitar 27 tahun yang berjalan tanpa tujuan seperti orang linglung.
Tanpa alas kaki dia terus menyusuri jalan Kota Kembang sementara berduyun-duyun anak-anak hingga orang dewasa mengikutinya. Anak-anak meneriakinya orang gila.
Lalu seorang petugas kepolisian menghentikan langkahnya. Polisi ini mengenali si wanita yang masih terlihat sisa kecantikannya meskipun kumal.
Hari itu Jumat 7 Agustus 1959, perempuan yang berjalan linglung dan terlihat depresi itu ternyata adalah Titien Sumarni, bintang film terkenal dari ibu kota.
Polisi itu lalu meminta bantuan seorang supir truk untuk mengantar Titien ke rumah familinya.
Titien, tulis Majalah Selecta, berjalan-jalan tanpa alas kaki dengan pakaian yang kumal karena sedang depresi berat.
“Titien bermaksud ingin menemui seorang lelaki yang katanya pernah berhubungan hingga lahir seorang anak perempuan,” tulis Selecta.
Perempuan itu kecewa karena lelaki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Titien depresi dan berjalan tanpa arah di kota Bandung.
Laki-laki yang menghamilinya ternyata bukan orang sembarangan. Dia adalah seorang pengusaha kaya bernama Muhammad Yahya Ali Yahya yang juga kolega Ayah Titin.
Sayangnya, dia enggan bertanggung jawab pada janin dalam rahim sang Ratu Layar Perak itu hingga berujung keguguran.
Kala itu, koran Pikiran Rakyat memberitakan sang artis meminta ganti rugi sebesar Rp5 juta kepada Yahya.
Majalah Selecta Nomor 247 edisi 13 Juni 1966 menyebut, ada beberapa lelaki lain yang bermain api dengan Titien.
Para lelaki itu juga bukan orang kebanyakan. Nama-nama yang disebut mulai dari pengusaha, pejabat, sampai Kepala Kepolisian daerah.
Ada nama Saerang (pengusaha kopra dari Minahasa), Bupati Jombang, dan beberapa pejabat Bandung yang diduga main mata dengan Titien usai bercerai dari Mustari.
5 Anak dari 5 Pria
Harian Berita Yudha edisi Jawa Barat pernah menuliskan hasil wawancara dengan Titien sebelum meninggal dunia.
Titien mengaku memiliki lima orang anak. Salah satunya bernama Tommy Sjarief, anaknya dengan Mustari. Empat anaknya yang lain, lahir dari ayah yang berbeda-beda.
Selain nama Muhammad Yahya Ali, ada juga sosok Enoch Danubrata. Dia adalah mantan kepala polisi komisariat Jawa Barat berpangkat akhir Brigjen Polisi.
Terkuaknya nama Enoch membuat Bandung gempar. Namun, kepala polisi kala itu langsung membantah dengan menggelar siaran pers melalui penerangan Komdak 8 Jawa Barat.
Enoch membantah pernyataan Titien. Dia menegaskan bahwa tidak pernah kawin dengan aktris paling rupawan kala itu.
Bahkan, brigjen polisi itu malah menuding pada 1959 Titien pernah terlibat skandal seks atau prostitusi artis dengan sejumlah pejabat tinggi di Bandung.
Saat itu, Enoch yang menjabat sebagai Kepala Polisi Komisariat Jawa Barat mengaku memanfaatkan Titien sebagai informan lepas untuk “peristiwa khusus”.
“Bukan berarti saya telah mengawininya,” bantah Enoch di Majalah Selecta.
Bahkan dia mengaku Titien pernah menyalahgunakan namanya sehingga kepolisian memecat Enoch.
“Dan mungkin karena sakit hati, dia tak segan membuat sensasi, mengotori nama saya,” kata Enoch.
Bambu Keluar dari Perut Sang Aktris
Setelah kejadian sang aktris yang linglung berjalan kaki di kota Bandung, entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba terdengar kabar bahwa seorang tukang becak merawat Titien di Cianjur.
Kondisinya saat itu sakit parah dan miskin. Sang tukang becak memboyongnya ke Bandung dan menyerahkannya ke seorang dukun klenik bersama Mamah Atjeng.
Sebenarnya, Titien mengenal dengan Mamah Atjeng sudah lama. Dia pernah berobat saat kena kiriman guna-guna.
Buku RA Titin Sumarni menyebutkan, pada tahun 1950-an sang aktris pernah mengalami sakit parah.
Saat berada di puncak kariernya, seorang dukun dari Tasikmalaya, atas permintaan seseorang, telah mengirimkan guna-guna untuk Titien.
Pemilik wajah rupawan itu mengeluh sakit perut hingga muntah darah. Lalu dari dalam perutnya keluar sebilah bambu sepanjang sekitar 10 cm.
Ketenaran dan kesuksesan Titien saat itu mungkin membuat beberapa pesaingnya di dunia film iri dan kemudian berusaha menyakitinya dengan guna-guna.
Meninggal Karena Racun?
Setelah dua bulan tinggal di rumah Mamah Atjeng, seorang wartawan Berita Yudha bernama Hayat Tatos Kusuma menemuinya.
Melihat kondisi Titien yang mengenaskan, Hayat dan seorang perempuan bernama Sri Budijono segera membawanya ke rumah sakit Advent pada 13 Mei 1966.
Sang wartawan menemani Titien hingga akhir hayatnya. Kala itu dia menyatakan bahwa aktris cantik itu wafat bukan karena penyakit yang dideritanya. Hal itu termuat dalam koran Minggu pagi edisi 15 Mei 1966.
Dokter Benjamin K Supit yang merawat Titien mengatakan bahwa kondisi sang aktris berangsur-angsur membaik setelah seminggu di rumah sakit. “Bahkan dia sudah bisa berjalan-jalan di sekitar kamarnya,” sebut sang dokter.
Akan tetapi, sebelum wafat Titien sempat memakan makanan kiriman dari luar. Padahal dokter Supit sudah berulang kali mengingatkan Titien untuk tidak makan sembarangan.
Saat melakukan prosedur untuk menyelamatkan Titien, dari dalam perutnya dokter menemukan sisa makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan.
“Makanan tersebut ternyata ketan hitam kiriman seseorang tak dikenal,” begitu tulisan koran Minggu Pagi edisi 15 Mei 1966.
Namun, kurang dari 12 jam setelah dokter Supit menyatakan bahwa Titien keracunan, muncul ralat atas pernyataan dokter. Ralat itu muncul usai datang AKP 1 Muhammad Saleh dari Dinas Reserse Kriminal AKRI Kombes Bandung.
Petugas polisi tersebut merilis pengumuman resmi bahwa kematian Titien bukan karena keracunan. Titien, kata polisi, meninggal akibat komplikasi antara penyakit lama dengan serangan buang air besar terus menerus. Keterangan resmi itu pun mengakhiri polemik kematian Titien. Bahkan, perkaranya ditutup.
Menurut catatan wartawan Berita Yudha, yang menyedihkan adalah, selama Titien dirawat di rumah sakit Advent tidak ada seorang pun yang datang menjenguk dan mengakui sebagai keluarga.
Meninggal Miskin
Ratu layar perak itu wafat pada 15 Mei 1966 di usia 38 tahun dalam keadaan kesepian dan miskin.
Titien dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang. Jenazahnya hanya diantar tak lebih dari 10 orang termasuk kakek, nenek, dan 2 kerabatnya.
Ribuan pemujanya pun lupa dengan Titien. Mirisnya, tidak nampak satu pun batang hidung dari mantan-mantan suaminya.
Banyak orang mempertanyakan, ke mana hartanya yang dulu berlimpah? Membintangi 34 film dengan bayaran tertinggi seolah tak ada bekasnya.
Titien pernah memiliki lebih dari satu mobil. Semasa hidup ia selalu mengenakan perhiasan gemerlap dan mempunyai beberapa rumah.
Dalam buku Rahasia Hidup RA Titin Sumarni, Mamah Atjeng yang merawatnya mengaku bahwa di saat terakhir hidupnya, Titien hanya memiliki 4 lembar pakaian lusuh.
Skandal seks Titien Sumarni dengan sejumlah petinggi dan aparat di Bandung pun hingga kini masih menjadi misteri. Kasusnya tenggelam bersamaan dengan kematian Titien yang tragis.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"