KONTEKS.CO.ID – Adaptasi live action One Piece Netflix akhirnya telah rilis dan berhasil menjadi adaptasi anime yang brilian. Penerimaan positif dari seluruh penonton di dunia terhadap One Piece di Netflix adalah kemenangan besar.
Dengan perpaduan efek digital yang menakjubkan, One Piece Netflix berhasil membawa dunia fantastis Eiichirô Oda menjadi nyata tanpa kehilangan keunikan dan daya tariknya.
Mengutip dari laman collider, ada beberapa alasan mengapa One Piece Adaptasi Netflix menang besar.
3 Alasan One Piece Netflix Sukses Dibandingkan Adaptasi Live Action Lain
1. Penggunaan efek visual dan CGI One Piece yang menakjubkan
Dengan anggaran sebesar $18 juta per episode, One Piece adalah salah satu serial adaptasi termahal. Campuran efek visual dan CGI yang memukau menghasilkan karya yang menakjubkan.
Semua yang ada, mulai dari kapal bajak laut raksasa hingga berbagai kota yang ada di dalam pertunjukan semuanya nyata.
Tim desain produksi One Piece Live Action patut mendapatkan banyak penghargaan atas pekerjaan mereka yang detail dan luar biasa.
2. Berani mempertahankan elemen-elemen konyol dan tidak realistis
Ini merupakan hal yang sering menjadi alasan kegagalan adaptasi live action. Seri One Piece live action Netflix ini penuh dengan elemen aneh dari anime aslinya.
Seperti pakaian bertema hewan yang unik, perangkat komunikasi berbasis siput, serta pedang dan senjata yang ada pada manga asli.
Meskipun konsep-konsep ini terlihat konyol, mereka juga yang membuat One Piece begitu istimewa dan unik.
Kemampuan karakter untuk berteriak frasa seperti “Gum Gum” dan “Chop Chop” tanpa terlihat konyol adalah prestasi yang mengesankan.
3. Tetap setia pada cerita aslinya sambil membuat perubahan yang masuk akal
Ketika mengadaptasi sebuah cerita yang sudah ada ke dalam bentuk yang berbeda, tujuannya adalah menemukan keseimbangan antara materi asli yang bekerja dan perubahan yang masuk akal.
Beruntungnya, One Piece berhasil dalam hal ini. Plot keseluruhan praktis identik dengan anime dan manga aslinya.
Seperti perjalanan Luffy untuk menjadi Raja Bajak Laut. Saat dia secara progresif menemukan anggota kru baru seperti Zoro, Nami, Usopp, dan Sanji. Perubahan pun terjadi dalam struktur cerita yang telah disusun.
Kemudian, Arlong tampil sebagai antagonis utama sepanjang musim pertama, yang berbeda dengan manga dan anime aslinya.
Ini terlihat dengan memberikan keterkaitan yang lebih dalam antara karakter dengan penjahat lainnya seperti Buggy yang sangat menonjol dalam pertunjukan ini.
Dengan semua elemen ini, One Piece Netflix adalah bukti bahwa adaptasi live action anime bisa berhasil jika dilakukan dengan cermat terhadap materi sumbernya.
Keberhasilan ini memberikan harapan besar untuk musim kedua yang hampir pasti akan datang, di mana penggemar dapat mengharapkan petualangan yang lebih besar dan lebih mengagumkan pada dunia bajak laut ini.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"