KONTEKS.CO.ID – Serial orisinil Netflix Sweet Home sebagai kekuatan utama di balik tren ‘K-content,’ telah merilis Season 2 pada 1 Desember 2023, tepat tiga tahun setelah pendahulunya. Sayangnya, Sweet Home 2 banjir kritikan dari penonton.
7 Alasan yang Bikin Sweet Home 2 Banjir Kritikan
Sweet Home 2 telah mengumpulkan berbagai reaksi dari pemirsa global. Berikut ini beberapa alasan mengapa Sweet Home 2 banjir kritikan.
- Penonton Sweet Home 2 mengkritiknya karena memiliki terlalu banyak karakter.
- Alur cerita yang terlalu panjang sehingga memicu keingintahuan tentang kesuksesannya secara keseluruhan.
- Beberapa memuji ide tim produksi yang memperluas latar dan skala dan latar dari serial ini.
- Meskipun pemirsa berempati dengan pesan drama ini, mereka juga mengkritiknya karena memperkenalkan terlalu banyak karakter baru sekaligus, yang mengarah ke alur cerita yang terpencar-pencar.
- Pengembangan karakter yang berkurang daripada dengan musim pertama.
- Penambahan satuan tugas monster pimpinan Yu Oh-seong dan pangkalan bencana khusus di Pulau Bam untuk eksperimen monster menyebabkan kekecewaan akan kematian karakter yang tiba-tiba.
- Narasi konflik yang kurang berkembang antara Song Kang dan Lee Jin-wook.
Melansir dari allkpop.com, para K-netizen memberikan komentar seperti, “Ceritanya berlarut-larut, sehingga sulit untuk fokus.”
“Rasanya seperti tahap tengah untuk menyiapkan Season 3, yang mengecewakan.”
Di KinoLights, sebuah situs pencarian terintegrasi OTT, ‘Sweet Home 2’ menduduki posisi teratas dalam ‘Peringkat Hari Ini,’
Namun tingkat kepuasan penonton di ‘Traffic Light Index’ terpolarisasi, dengan hasil hanya 43,59%.
Sutradara Lee Eung-bok sebelumnya membahas kekhawatiran tentang efek samping dari perluasan
Sinopsis Sweet Home 2
Kisah season 2 menggambarkan para penyintas, termasuk Song Kang, Lee Si Young, dan Go Min Si, yang telah berhasil hidup di dunia saat manusia berubah menjadi monster karena keinginan mereka.
Para penyintas pindah dari tempat asal mereka, Green Home Apartment, untuk mencari tempat tinggal baru.
Sambil menjalani monsterisasi namun tetap mempertahankan kewarasannya, Song Kang menjadi sukarelawan sebagai subjek uji coba untuk pengembangan vaksin.
Dan yang lainnya seperti Go Min Si berjuang untuk bertahan hidup di tempat yang aman di ‘Stadium’ dan dunia luar.
Pertempuran antara pasukan militer dan monster, serta transformasi Song Kang menjadi setengah monster, tergambarkan dengan jelas dengan CGI yang rumit.
Tindakan beberapa karakter, yang lebih kejam daripada monster, terus menerus menimbulkan pertanyaan tentang kemanusiaan.
Drama Korea Favorit Penonton Global
Drama ini, yang menjadi serial Korea pertama yang mencapai posisi 3 teratas dalam ‘Acara TV yang paling banyak jumlah penontonnya di Netflix secara global (menurut FlixPatrol).
Bahkan, majalah film Amerika, Collider, memuji serial ini dengan mengatakan,
“Musim ke-2 sangat menarik bukan hanya karena monster-monster yang berevolusi, tetapi juga karena menimbulkan pertanyaan tentang siapa monster yang sebenarnya.”
“Secara efektif menggambarkan betapa mengerikan dan rapuhnya sifat manusia ketika dikendalikan oleh rasa takut dan ketidakpercayaan.”***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"