KONTEKS.CO.ID – Film Oppenheimer karya Christopher Nolan telah menjadi salah satu yang dinanti-nantikan menjelang musim Oscar.
Film ini mendramatisasi kehidupan J Robert Oppenheimer (Cillian Murphy), fisikawan yang mengawasi pengembangan bom atom Amerika di Los Alamos.
Berbeda dengan banyak biopik baru-baru ini yang fokus pada periode singkat dalam kehidupan subjeknya, Oppenheimer memiliki cakupan yang lebih luas.
Film ini melibatkan cerita sepanjang kehidupan Oppenheimer, meskipun dengan penyajian non-kronologis yang khas dari Christopher Nolan.
Apa yang terjadi pada Oppenheimer setelah Film?
Film ini mengambil sumber utamanya dari biografi “American Prometheus” karya Kai Bird dan Martin Sherwin, yang memenangkan Pulitzer Prize.
Meskipun buku ini melibatkan seluruh kehidupan Oppenheimer secara mendalam, Christopher Nolan memusatkan perhatian pada periode-periode kritis tertentu.
Salah satu fokus utama adalah masa jabatannya selama Perang Dunia II di Laboratorium Los Alamos. Ia mencapai puncaknya dengan uji coba nuklir pertama yang sukses, Trinity.
Setelah perang, film mengarahkan pandangan pada era selanjutnya dalam kehidupan Oppenheimer, ketika kekuasaan atas bom atom terambil alih oleh militer untuk mereka gunakan.
Oppenheimer mundur sebagai Direktur Los Alamos pada 1946, dan inilah titik awal dari periode hidupnya yang dramatis setelah perang.
Laman Collider, menulis, Oppenheimer kemudian menjadi konsultan pemerintah terkait kebijakan nuklir. Ia mendukung ide bahwa masyarakat internasional perlu bekerja sama dalam mengelola energi dan senjata nuklir.
Perjuangan Oppenheimer Pasca-Perang
Oppenheimer memperjuangkan pembentukan lembaga internasional yang mengendalikan semua aspek energi nuklir di seluruh dunia, yang ia sebut sebagai Atomic Development Authority.
Namun, rekomendasi ini tidak diambil oleh pemerintahan Truman yang lebih memilih mempertahankan supremasi AS atas energi nuklir.
Film dengan singkat memperlihatkan upaya Oppenheimer untuk lebih banyak kerja sama internasional melalui montase yang menggambarkan periode pasca-perang.
Namun, tindakannya menarik perhatian J. Edgar Hoover, direktur FBI yang mencurigainya selama era Red Scare, di mana kepanikan anti-komunis melanda Amerika.
Sidang keamanan Oppenheimer menjadi fokus lain dalam film, di mana ia kehilangan izin keamanannya karena konflik dengan Lewis Strauss, yang juga memainkan peran penting dalam hidupnya setelah perang.
Meskipun Oppenheimer terlindungi oleh statusnya sebagai pahlawan nasional, ia terus FBI awasi.
Film ini memberikan gambaran singkat tentang masa-masa pascaperang Oppenheimer yang penuh ketidakpastian dan ketegangan. Ia berjuang menentang kebijakan nuklir yang ia yakini dapat membahayakan perdamaian dunia.
Konflik dengan sesama ilmuwan dan pemerintah AS menciptakan narasi yang rumit dan mendalam tentang kehidupan seorang tokoh berpengaruh.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"