KONTEKS.CO.ID – “Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One” telah menjadi tontonan dengan plot yang lebih dalam.
Di film ini, Ethan Hunt (Tom Cruise) menghadapi ancaman baru dari “Entity”, sebuah kecerdasan buatan dengan niat mematikan.
Entity memutuskan cara terbaik untuk melindungi diri dari Ethan adalah dengan membunuh seseorang yang dicintainya. Kemudian, ini mengarah pada kematian Ilsa Faust (Rebecca Ferguson).
Misi Terlewat “Mission Impossible: Dead Reckoning Part One”
Namun, sayangnya, pendekatan film terhadap kematian Ilsa memberikan pengaruh yang kurang bermakna pada Ethan Hunt.
“Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One” menciptakan trope klise tentang “wanita terancam yang jatuh cinta pada pahlawan”. Oleh karenanya, ini sebuah keputusan yang tidak hanya kontroversial tetapi juga lemah dalam pengembangan cerita.
Meskipun Ilsa adalah karakter wanita yang kuat dan kompleks, kematiannya digunakan sebagai alat untuk memotivasi emosional Ethan, tanpa memberinya waktu yang memadai untuk berduka.
Padahal, Ethan dan Ilsa telah membangun hubungan yang unik selama beberapa film sebelumnya.
Mereka tidak hanya rekan setim, tetapi juga pasangan yang saling mencintai. Namun, “Mission: Imposibble – Dead Reckoning Part One” tidak berhasil memanfaatkan. Yakni, sejarah ini untuk memberikan dampak emosional yang signifikan pada karakter Ethan.
Setelah kematian Ilsa, Ethan hanya menunjukkan kesedihan singkat, dan film bergegas menuju klimaksnya tanpa mengeksplorasi dampak sebenarnya dari kehilangan tersebut.
Dampak Kematian Ilsa
Pentingnya kesempatan yang terlewat ini diperkuat oleh kurangnya eksplorasi terhadap perkembangan karakter Ethan.
“Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One” seakan melewatkan peluang untuk menunjukkan bagaimana sejarah kehilangan yang terus bertumpuk dapat memengaruhi karakter yang selalu mencurahkan dirinya untuk orang lain.
Sayangnya, tidak adanya refleksi mendalam atas perasaan Ethan membuat pengalaman penonton menjadi hambar, terutama setelah kehilangan karakter wanita yang kuat seperti Ilsa.
Kematian Ilsa Faust seakan diabaikan, tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada protagonis atau menggambarkan perasaannya dengan baik.
Hal ini menciptakan ketidaksetaraan gender dalam naratif, di mana penderitaan dan perkembangan karakter wanita seringkali diabaikan demi mendorong cerita pahlawan pria.
Dengan demikian, misi terlewat dari “Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One” merugikan karakter Ilsa dan kekuatan naratifnya, meninggalkan penonton dengan rasa kekecewaan terhadap pengelolaan plot yang seharusnya lebih bijaksana.***
Sumber: Collider
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"