KONTEKS.CO.ID – Ruben Onsu terdiagnosis menderita penyakit langka yang terkenal sebagai Empty Sella Syndrome (ESS).
Menurut laporan dari Berita Satu, Ruben Onsu mengungkapkan bahwa tim medis sedang memantau kondisinya karena penyakitnya dapat kambuh kapan saja.
Pria berusia 40 tahun ini mengatakan bahwa ia membutuhkan waktu 45 detik untuk beristirahat jika penyakitnya kambuh.
Ketika penyakitnya kambuh, bagian pertama yang terpengaruh adalah matanya, membuat penglihatannya menjadi buram.
Selain mengidap ESS, Ruben juga mengalami penyempitan sumsum tulang belakang yang membuatnya harus menjalani perawatan di ICU pada Juni 2022.
Menurut Kemenkes RI, Empty Sella Syndrome adalah kondisi di mana terdapat kekosongan di Sella Turcica atau tidak tampaknya kelenjar hipofisis.
Ini merupakan kelainan langka yang memiliki gejala pembesaran struktur di tengkorak.
Menurut Primaya Hospital, Sella Turcica adalah cekungan berbentuk pelana di tulang dasar tengkorak yang merupakan tempat kelenjar pituitari.
Kelenjar ini berfungsi memproduksi hormon tertentu dan mengendalikan pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Jenis Empty Sella Syndrome
Penyakit langka ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
1. Empty Sella Syndrome (ESS) Primer
Terjadi ketika sebagian otak menekan Sella Turcica dan meratakan kelenjar pituitari.
Penderita sindrom ini mungkin memiliki kadar hormon prolaktin yang tinggi yang bisa mengganggu fungsi normal testis dan ovarium.
Sindrom ini paling sering terjadi pada orang dewasa dan wanita yang sering dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
2. Empty Sella Syndrome (ESS) Sekunder
Terjadi ketika kelenjar pituitari rusak karena penyebab tertentu salah satunya komplikasi saat melahirkan (sindrom Sheehan).
Penderita sindrom ini mengalami hilangnya fungsi hipofisis, seperti infertilitas dan berhentinya menstruasi.
Gangguan lain yang dapat terjadi antara lain Cedera kepala atau otak, tumor otak, tumor kelenjar hipofisis dan peningkatan tekanan di dalam otak (hipertensi intrakranial)
Gejala Empty Sella Syndrome
Seringkali, penyakit langka satu ini tidak menunjukkan gejala namun akan merasakan beberapa keluhan, antara lain:
– Mudah lelah dan Sakit kepala
– Peningkatan tekanan di otak
– Keluar cairan otak dari hidung
– Papiledema (gangguan penglihatan akibat pembengkakan saraf mata)
– Dolikosefali (kepala panjang)
– Pertumbuhan lambat
– Galaktorea (keluarnya ASI atau cairan yang mirip dari puting tanpa hamil atau menyusui)
– Pubertas dini atau tertunda
– Menstruasi tidak teratur atau berhenti sama sekali
– Disfungsi ereksi
– Menurunnya gairah seksual
– Kriptorkismus (testis tidak turun).***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"