KONTEKS.CO.ID – Godzilla Minus One produksi Toho Studios akhirnya tersedia di layanan streaming, memuaskan para penggemar film kaiju.
Sebagai salah satu bagian dari franchise Godzilla memang wajib Anda tonton, terutama bagi para penggemar monster legendaris asal Jepang ini.
Dengan cerita yang mendebarkan dan efek visual yang menakjubkan, film ini berhasil memecahkan beberapa rekor box office dan mendapatkan pujian luas dari penonton serta kritikus film.
Godzilla Minus One menceritakan upaya Jepang untuk bangkit setelah kekalahan dalam Perang Dunia II. Namun, monster legendaris Godzilla terbangun dan mengancam nyawa penduduk Tokyo.
Takashi Yamazaki, penulis dan sutradara film menjelaskan bahwa “Minus One” menggambarkan situasi masyarakat Jepang yang lebih tragis daripada masa perang.
Berikut 7 fakta menarik tentang “Godzilla Minus One”:
Perayaan 70 Tahun Waralaba
“Godzilla Minus One” rilis pada tahun 2023, bertepatan dengan perayaan 70 tahun waralaba Godzilla, sejak film pertama berjudul “Godzilla” pada tahun 1954.
Toho Studios telah memproduksi dan mendistribusikan 33 film Godzilla hingga kini, dengan “Minus One” sebagai yang terbaru.
Bujet dan Tim VFX Kecil
“Godzilla Minus One” diproduksi dengan bujet sebesar $15 juta atau sekitar 2,2 miliar yen, yang tergolong kecil dibandingkan dengan film-film Hollywood.
Tim VFX untuk film ini hanya terdiri dari 35 orang, yang menangani 610 gambar selama lebih dari delapan bulan.
Memenangkan Piala Oscar
Meskipun memiliki tim VFX kecil, “Godzilla Minus One” berhasil diakui di ajang Academy Awards ke-96.
Film ini masuk nominasi untuk kategori Best Visual Effects dan berhasil memenangkan penghargaan tersebut.
Bahkan mampu mengalahkan film-film besar seperti “Guardians of the Galaxy Vol. 3” dan “Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One.”
Satu Orang Tiga Peran
Takashi Yamazaki memegang tiga peran penting dalam “Godzilla Minus One”. Dia menulis naskah film ini selama tiga tahun dan menyempurnakannya selama pandemi Covid-19.
Selain menjadi penulis, dia juga menyutradarai film ini dan mengawasi departemen efek visual (VFX) selama proses pascaproduksi.
Mutasi Godzilla akibat Radiasi Nuklir
Godzilla mengalami mutasi karena terkena radiasi dari uji coba nuklir. Akibatnya, ia berubah menjadi monster nuklir yang mampu menembakkan Atomic Breath, sebuah serangan dengan radiasi nuklir.
Dampak dari ledakan Atomic Breath juga membawa radiasi nuklir, seperti yang dialami oleh karakter Noriko. Selain itu, Godzilla juga memiliki kemampuan regenerasi tubuh.
Latar Belakang Dunia Nyata
Pada Juli 1946, Amerika Serikat melakukan uji coba nuklir di Bikini Atoll, yang dikenal sebagai Operasi Crossroads.
Pada tahun 1945, Godzilla masih berupa makhluk mirip dinosaurus, namun pada tahun 1946, ia terkena radiasi dari uji coba nuklir Amerika tersebut.
Radiasi Mengubah Ukuran dan Kemampuan Godzilla
Setelah terkena radiasi, ukuran Godzilla bertambah besar dan ia mendapatkan kemampuan menembakkan Atomic Breath, serta kemungkinan kemampuan regenerasi.
Saat masih berbentuk seperti dinosaurus pada tahun 1945, tinggi Godzilla adalah 15 meter. Setelah mengalami mutasi dan muncul kembali pada tahun 1947, tingginya menjadi 50,1 meter.
Karakteristik Godzilla di Minus One
Godzilla dalam “Minus One” memiliki banyak kesamaan dengan GMK Godzilla dari film “Godzilla, Mothra and King Ghidorah: Giant Monsters All-Out Attack”.
Kedua versi Godzilla ini digambarkan sebagai sosok yang jahat, liar, membenci manusia, dan menghancurkan Jepang dalam prosesnya.
Selain itu, Godzilla dalam “Minus One” memiliki emosi yang tinggi dan mudah teralihkan perhatiannya, seperti oleh sebuah kapal atau pesawat yang dikendalikan oleh Shikishima.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"