KONTEKS.CO.ID – Captain America: Brave New World baru merilis teaser pertamanya yang menampilkan Red Hulk sebagai karakter baru dalam franchise keempatnya.
Film Captain America: Brave New World memiliki kontroversi yang sudah berlangsung selama beberapa dekade. Namun ajakan boikot terpicu oleh kejadian terkini.
Laman Hollywood Reporter, Sabtu 13 Juli 2024, melaporkan, film ini dibintangi oleh Anthony Mackie sebagai Captain America. Sedangkan Harrison Ford, yang melakukan debutnya di Marvel Studios, mengambil alih peran Presiden AS Thaddeus Ross dari mendiang William Hurt.
Trailer pertama dirilis Jumat pagi waktu AS dan secara keseluruhan mendapat sambutan hangat dari para penggemar.
Namun karakter pendukung tampaknya menjadi batu sandungan yang secara sengaja Marvel lakukan. Adalah peraih nominasi Emmy, Shira Haas, yang berperan sebagai Ruth Bat-Seraph, mantan Black Widow asal Israel yang terceritakan menjadi pejabat tinggi Pemerintah AS.
Reaksi karakter tersebut berasal dari inkarnasi aslinya dalam komik. Ruth sebelumnya dikenal sebagai Sabra, yang menjabat sebagai agen Mossad.
Beberapa orang yang pro-Israel memiliki masalah dalam mengubah kesetiaan karakter tersebut kepada lembaga AS. Sementara mereka yang anti-Israel memprotes karakter tersebut karena asal usulnya.
Captain America: Brave New World dan Tokoh Sabra
Situasinya rumit dan penuh dengan informasi yang salah. Beberapa orang berasumsi bahwa nama karakter dan latar belakangnya mengalami perubahan karena kejadian baru-baru ini.
Pihak yang menyerukan boikot tampaknya tidak menyadari bahwa latar belakangnya telah diubah sama sekali. Banyak juga yang menyadari karakternya telah diubah, namun mengatakan itu tidak masalah.
Peralihan ini sebenarnya terjadi pada 2022 ketika Marvel mengumumkan di D23 Expo bahwa Haas bergabung dengan MCU.
Pada saat itu, Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya Israel mengecam keputusan tersebut. Mereka mengecam “rasisme jelek dalam komik asli dan memuji Mossad yang memuakkan”.
Pada saat itu, studio memperjelas bahwa latar belakang karakter tersebut akan mereka ubah dan mengeluarkan pernyataan mengenai masalah tersebut.
“Meskipun karakter dan cerita kami terinspirasi oleh komik, mereka selalu terbayangkan dengan segar untuk layar dan penonton saat ini. Dan pembuat film mengambil pendekatan baru dengan karakter Sabra yang pertama kali komik kenalkan lebih dari 40 tahun yang lalu,” jelas Marvel
Marvel terkadang memperbarui karakternya untuk mencerminkan zaman modern. Karakter Doctor Strange karya Benedict Wong, Wong, misalnya, sangat mendalami kiasan ketika terbuat pada 1963. Tetapi karakter tersebut telah tergunakan dalam inkarnasi film yang terperbarui.
Sejarah Pembataian Pengungsi Palestina oleh Milisi Kristen
Di Captain America 4, nama Sabra tidak akan Marvel gunakan. Karakter tersebut pertama kali muncul dalam buku komik The Incredible Hulk pada tahun 1980, dan dia mengenakan pakaian biru dan putih yang menampilkan Bintang Daud.
Dia mendapat julukan sebagai pahlawan super-Israel pertama dan merupakan tokoh penting dalam dunia komik Marvel, meskipun tidak pernah memiliki serialnya sendiri.
Namun karakter komik aslinya teranggap oleh sebagian orang bermasalah, karena Sabra sering melawan kiasan teroris Arab. Selain itu, nama Sabra memiliki beberapa arti.
Bisa jadi itu adalah orang yang lahir di Israel, dan juga merupakan nama pohon yang buahnya memiliki bagian luar yang berduri dan bagian dalam yang manis.
Tapi itu juga merupakan nama sebuah kamp pengungsi Lebanon di mana milisi membantai ratusan warga Palestina sementara pasukan Israel berdiri di sana pada tahun 1982.
Ini terjadi dua tahun setelah karakter tersebut pertama kali muncul, yang merupakan salah satu informasi salah yang beredar online —beberapa orang mengklaim bahwa Marvel sengaja menamai karakter setelah pembantaian.
Salah satu pesan protes yang saat ini beredar adalah latar belakang karakter tersebut. Termasuk bekerja untuk Pemerintah Israel yang melakukan genosida dan pasukan pendudukannya.
“Dengan menghidupkan kembali karakter rasis ini dalam bentuk apapun, Marvel mempromosikan penindasan Israel terhadap warga Palestina,” protes pendukung Palestina. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"