KONTEKS.CO.ID – Kerusuhan penjara wanita Honduras karena perang antargeng menewaskan puluhan orang. Korban dilaporkan dibakar dan ditikam.
Kerusuhan yang terjadi Selasa lalu menewaskan sedikitnya 41 wanita, sebagian besar tewas terbakar. Presiden Honduras menuding geng jalanan “Mara” yang sering menggunakan kekuasaan di dalam lembaga pemasyarakatan sebagai dalangnya.
“Sebanyak 26 korban dibakar sampai mati dan sisanya ditembak atau ditikam di penjara di Tamara, sekitar 50 km barat laut Ibu Kota Honduras, Tegucigalpa,” kata Yuri Mora, Juru Bicara Badan Investigasi Polisi Nasional Honduras, disitat scmp, Rabu 21 Juni 2023.
Setidaknya tujuh narapidana dirawat di rumah sakit Tegucigalpa. “Tim forensik yang memindahkan jenazah mengonfirmasi bahwa mereka telah menghitung 41 (korban meninggal),” sebut Mora.
Klip video yang diperlihatkan pemerintah dari dalam penjara menunjukkan beberapa pistol dan tumpukan parang dan senjata tajam lainnya ditemukan setelah kerusuhan.
Geng Dibalik Kerusuhan Penjara Wanita Honduras
Presiden Honduras, Xiomara Castro, mengatakan, kerusuhan itu direncanakan oleh geng Maras dengan sepengetahuan dan persetujuan otoritas keamanan.
“Aku akan mengambil tindakan drastis!” tulis Castro di akun media sosialnya merespons kerusuhan penjara wanita Honduras.
Tahanan yang tergabung dalam geng Barrio 18 yang ditakuti dilaporkan masuk ke blok sel dan menembak tahanan lain atau membakarnya.
Sementara, kerabat narapidana yang menunggu berita tentang anggota keluarganya, berkumpul di luar kamar mayat di Tegucigalpa.
Mereka membenarkan bahwa narapidana di penjara telah memberi tahu kerabatnya bahwa hidup para napi dalam ketakutan. Napi ditekan geng Barrio 18.
Johanna Paola Soriano Euceda sedang menunggu kabar tentang ibunya Maribel Euceda, dan saudara perempuannya, Karla Soriano. Keduanya diadili karena perdagangan narkoba, tetapi ditahan di area yang sama dengan narapidana.
Soriano Euceda mengatakan, keduanya telah memberitahunya pada hari Minggu bahwa anggota Barrio 18 di luar kendali. Mereka bertengkar sepanjang waktu. “Itu terakhir kali kita berbicara,” ujarnya.
Kelompok lain yang terdiri dari puluhan kerabat yang cemas dan marah berkumpul di luar penjara. “Kami di sini sekarat karena kesedihan, kesakitan … kami tidak memiliki informasi apa pun,” ungkap Salomon Garcia, di mana putrinya adalah narapidana di fasilitas tahanan itu.
Sejarah Kelam Penjara Honduras
Julissa Villanueva, Kepala Sistem Penjara Honduras mengutarakan, kerusuhan dimulai karena upaya baru-baru ini oleh pihak berwenang untuk menindak aktivitas terlarang di dalam penjara. Kekerasan pada hari Selasa sebagai reaksi terhadap gerakan yang otoritas penjara lakukan dalam melawan kejahatan terorganisir.
“Kami tidak akan mundur,” kata Villanueva dalam pidato yang disiarkan televisi setelah kerusuhan.
Geng memegang kendali luas di dalam penjara negara, di mana narapidana sering menetapkan aturan mereka sendiri dan menjual barang terlarang.
Mereka juga tampaknya dapat menyelundupkan senjata dan senjata lainnya. Ini masalah yang berulang di penjara Honduras.
“Masalahnya adalah untuk mencegah orang menyelundupkan narkoba, granat, dan senjata api,” kata pakar hak asasi manusia Honduras, Joaquin Mejia. “Peristiwa hari ini menunjukkan bahwa mereka belum mampu melakukan itu.”
Kerusuhan itu tampaknya menjadi tragedi terburuk di pusat penahanan wanita di Amerika Tengah sejak 2017, ketika gadis-gadis di tempat penampungan pemuda bermasalah di Guatemala membakar kasur untuk memprotes pemerkosaan dan penganiayaan lainnya di penjara yang sangat padat itu. Asap dan api berikutnya menewaskan 41 gadis di sana.
Bencana penjara terburuk dalam satu abad juga terjadi di Honduras, pada tahun 2012 di penjara Comayagua, di mana 361 narapidana tewas dalam kebakaran yang kemungkinan disebabkan oleh korek api, rokok, atau nyala api lainnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"