KONTEKS.CO.ID – Jokowi masuk PAN terklaim Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli Hasan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini sudah bergabung ke PAN. Jokowi memutuskan tak menjadi kader partai sebelumnya karena ribut terus.
Namun Zulhas, panggilan akrab Ketum PAN itu, tak mau menyebut nama partai Jokowi yang ia maksud. Klaimnya tetap Jokowi masuk PAN.
“Sekarang Pak Jokowi itu partainya PAN. Sudak nggak sama (partai) yang lama, ribut terus,” ungkapnya di hadapan ribuan kader PAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabtu 9 November 2023.
Kemudian Zulhas secara tak langsung “menyinggung” partai tersebut adalah parpol yang suka marah-marah. “Kita mau suka yang marah-marah apa suka yang gembira. Mau gembira atau yang marah-marah,” ujar Zulhas.
Pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) itu pun tersambut teriakan “gembira” oleh ribuan kader partainya.
Ia menambahkan, di PAN ada dinamika tapi tidak ada marah-marah. Partainya juga memunculkan hubungan egaliter. Bahkan saling menghormati serta mencintai satu sama lain.
“PAN nggak ada marah-marah, tak ada. Yang ada itu gembira. Ada juga partai yang suka marah-marah, kita nggak,” klaimnya.
Tak lupa, ia memuji “bosnya” yang sukses mendatangkan kemajuan di Labuan Bajo. Zulhan menyebut Jokowi bisa memoles Labuan Bajo dari daerah kotor menjadi berkemajuan pesat.
“Saat jadi Menteri Kehutanan -periode 2009-2014, Labuan Bajo belum banyak orang datang. Lalu hotel melati cuma ada satu atau dua. Itu yang di bawah di pasar kotor,” katanya.
Dengan asumsi tersebut, kata dia, maka pemerintahan selanjutnya harus yang melanjutkan program Jokowi.
Sekadar informasi, Jokowi tercatat sebagai kader atau anggota PDIP. Namun belakangan komunikasinya dengan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, banyak yang menilai tengah renggang.
Tak heran, kader PDIP secara bergelombang terang-terangan gencar mengkritik Jokowi. Padahal mereka dulu adalah pendukung beratnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"