KONTEKS.CO.ID – Amerika Serikat (AS) tengah mengerjakan drone otonom canggih di bawah Divisi Proyek Lanjutan Skunk Works Lockheed Martin.
Program bergerak maju dengan rencana untuk mengembangkan apa yang digambarkan sebagai kerangka otonomi fleksibel berpusat pada manusia. Ini akan berpusat pada rangkaian sistem kontrol perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan yang akan memungkinkan berbagai tingkatan pesawat tanpa awak untuk beroperasi dengan berbagai tingkat otonomi, dan bekerja secara kolaboratif dengan “rekan-rekan” berawaknya.
Skunk Works akan segera memulai pengujian penerbangan awal dari konsep-konsep ini. Sebagai percobaan pertama akan melibatkan drone Speed Racer yang dipasangkan dengan varian F-35 Joint Strike Fighter.
Speed Racer adalah desain “pencari jalan” eksperimental berbiaya rendah yang dikembangkan pertama kali untuk mendemonstrasikan teknik digital baru dan teknik manufaktur tingkat lanjut. Drone memiliki arsitektur modular yang memungkinkannya secara relatif mudah dikonfigurasi ulang untuk set misi yang berbeda.
John Clark, Wakil Presiden Lockheed Martin dan Manajer Umum Skunk Works, memberikan gambaran rinci tentang rencana otonomi fleksibel, yang dikenal secara internal sebagai Project Carrera.
Carrera adalah kata Spanyol untuk “ras” dan dimaksudkan untuk menekankan kecepatan yang Skunk Works harapkan untuk melanjutkan upaya ini. Meskipun Clark mencatat bahwa itu didasarkan pada pekerjaan yang dimulai setidaknya tahun 2007.
Kepala Skunk Works menambahkan, keputusan memilih nama ini telah dipengaruhi oleh anggota tim Skunk Works yang mengerjakan proyek yang juga penggemar Porsche dan lini Carrera yang terkenal. Termasuk berbagai iterasi dari model ikonik 911.
“Seluruh idenya adalah, alih-alih membuat manusia beradaptasi di sekitar sistem perangkat lunak yang dibangun, kami akan membuat sistem perangkat lunak beradaptasi di sekitar manusia,” jelas Clark dikutip the drive.
“Setiap manusia suka berinteraksi dengan sistem secara berbeda,” tambahnya.
Sebagai contoh, Clark berbicara tentang bagaimana seorang pilot pesawat tempur berpengalaman yang tahu bagaimana beroperasi dalam penerbangan multi-pesawat, atau bahkan memimpin formasi kontingen, segera memiliki pemahaman yang berbeda tentang bagaimana bekerja sama dengan satu atau lebih sistem tanpa awak daripada seorang pemula penerbang.
Bagaimana drone masa depan bekerja secara kolaboratif dengan pesawat konvensional, oleh karena itu, membutuhkan fleksibilitas untuk memperhitungkan hal ini dan banyak faktor manusia lainnya.
“Apa yang benar-benar kami fokuskan adalah pengembangan sistematis di mana kami dapat mengevaluasi interaksi manusia dan sistem tanpa awak, dan memahami bagaimana prosedur tersebut berkembang dari waktu ke waktu, sehingga kami dapat membangun sistem yang mudah beradaptasi di sekitar… kerangka otonomi yang fleksibel,” papar Kepala Skunk Works. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"