KONTEKS.CO.ID – Bagi para pencinta drakor karakter yang menjadi pelaku bullying seringkali menjadi fokus cerita yang penuh emosi.
Melihat bagaimana karakter-karakter ini berperilaku bisa membuat penonton terbawa suasana.
Meskipun perilaku pelaku bullying dalam drama seringkali tidak tepat dan tidak manusiawi, sebenarnya ada banyak faktor yang melatarbelakangi mengapa seseorang bisa menjadi pelaku bullying di dunia drakor.
Berikut beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Alasan Jadi Pelaku Bullying di Drakor
1. Pernah Menjadi Korban Bullying
Siapa sangka, korban bullying sebelumnya juga bisa menjadi pelaku bullying.\
Orang-orang seperti ini mungkin berpikir bahwa dengan menjadi pelaku, mereka dapat melindungi diri mereka dari pengalaman buruk yang mereka alami sebagai korban.
Pemikiran semacam ini merupakan bentuk pertahanan diri yang tidak sehat, di mana perilaku mereka justru merugikan orang lain.
Contohnya, dalam drama “Mask Girl,” Joo Oh Nam (Ahn Jae Hong) adalah seorang korban bullying di masa kecilnya. Saat dewasa, ia hidup tanpa teman dan merasa terisolasi.
Ketika ia menemukan seseorang di kantor yang mengalami hal serupa dengannya, ia menjadi obsesif dan melakukan berbagai teror serta ancaman yang merugikan.
2. Pola Asuh Keluarga
Pola asuh dalam keluarga juga dapat menjadi penyebab seseorang menjadi pelaku bullying.
Salah satu faktornya adalah pola asuh otoriter yang seringkali menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk mengendalikan anak.
Anak yang mengalami pola asuh seperti ini mungkin akan mengekspresikan kekesalannya pada orang lain yang dianggap lebih lemah.
Karakter seperti Ha Eun Byeol (Choi Ye Bin) dalam drama “Penthouse” adalah contohnya.
Ibunya, seorang penyanyi klasik terkenal, mendesak Ha Eun Byeol untuk mencapai kesuksesan melalui pendidikan yang keras.
Jika Ha Eun Byeol kalah, ibunya akan marah padanya. Namun, bahkan jika Ha Eun Byeol menang, ibunya masih merasa tidak puas.
Keadaan seperti ini merusak kesehatan mental Ha Eun Byeol, dan ia bahkan menjadi perundung di sekolahnya.
3. Alasan Jadi Pelaku Bullying di Drakor : Ingin Mencari Perhatian
Ada berbagai cara orang mencari perhatian, dan tidak semuanya baik.
Salah satu cara yang mungkin dipilih seseorang untuk mencari perhatian adalah dengan menjadi pelaku bullying.
Ini bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa tidak mendapatkan perhatian yang cukup di lingkungan mereka, baik di rumah atau di sekolah.
Contoh karakter seperti Bang Ki Soo (Shin Jae Hwi) dalam drama “Moving.” Setelah mengalami kecelakaan di sekolah yang membuatnya tidak dapat berolahraga lagi, Bang Ki Soo merasa tidak adil dan yakin bahwa gurunya telah mengkhianatinya. Akibatnya, ia sering melakukan bullying verbal dan tindakan nakal lainnya.
4. Keinginan untuk Terlihat Berkuasa
Salah satu alasan lain seseorang menjadi pelaku bullying adalah keinginan untuk terlihat berkuasa. Mereka ingin dianggap sebagai orang yang paling kuat di antara semua orang.
Ini sering terjadi di lingkungan sekolah, di mana seorang siswa ingin merasa sebagai yang terbaik dengan merundung teman-teman yang dianggap lemah.
Contoh karakter seperti Park Min Sang (Kim Tae Jung) dalam drama “A Time Called You.”
Ia sering melakukan bullying verbal terhadap siswa yang ia anggap lemah untuk menunjukkan kekuasaannya sebagai siswa yang kuat.
5. Alasan Jadi Pelaku Bullying di Drakor: Kurangnya Empati
Penyebab lain seseorang menjadi pelaku bullying adalah kurangnya empati. Orang dengan tingkat empati yang rendah mungkin tidak mampu melihat dunia dari sudut pandang orang lain.
Akibatnya, mereka berperilaku tanpa memikirkan perasaan orang lain dan bertindak sesuai keinginan mereka sendiri.
Karakter seperti Lee Sa Ra (Kim Heora) dalam drama “The Glory” digambarkan sebagai perempuan bermuka dua. Ia sering berperilaku baik di gereja, tetapi ia juga melakukan bullying yang kejam.
Lee Sa Ra juga merupakan seorang pecandu obat terlarang. Karakter seperti ini kurang mampu berempati terhadap orang lain.
Dalam drama Korea, seringkali karakter-karakter ini menjadi gambaran yang tepat tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku pelaku bullying.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa setiap kasus adalah unik, dan faktor-faktor ini mungkin berperan dalam berbagai tingkat.
Penting bagi kita untuk memahami bahwa pelaku bullying juga bisa mengalami masalah dan perlu mendapatkan dukungan dan bantuan yang tepat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"