KONTEKS.CO.ID – Misteri pembunuhan peragawati Ditje Budiarsih tak pernah terungkap hingga terus menjadi misteri.
Warga menemukan Ditje Budiarsih tewas di dalam mobilnya di pinggir Jalan Dupa, Kalibata, Jakarta Selatan, pada 8 September 1986 sekitar pukul 22.00 WIB.
Peragawati tenar dan bergelimang harta itu tewas pada usia relatif muda, 36 tahun. Seorang bernama Muhammad Siradjudin alias Pak De berusia 59 tahun mendadak jadi tersangka pembunuhan Ditje Budiarsih.
Polda Metro Jaya di bawah kepemimpinan Mayor Jenderal Poedy Sjamsoedin mengumumkan Pak De menjadi terduga pelaku, tiga bulan usai peristiwa pembunuhan Ditje.
Modusnya, Pak De yang juga guru spiritual Ditje itu pernah berjanji akan melipatgandakan uang Rp10 juta milik Dietje menjadi ratusan juta rupiah.
Namun lantaran tidak dapat memenuhi janjinya, Pak De lebih memilih menghabisi nyawa Ditje.
Siksaan dan Bantahan Pak De
Setelah melalui proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, majelis hakim menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap Pak De.
Namun, Pak De selalu membantah terlibat dalam kasus pembunuhan Ditje. Dia mengaku, saat pembunuhan terjadi sedang berada di Jalan Haji Husen, Susukan, Pasar Rebo.
Lokasinya dengan tempat kejadian perkara pun sangat jauh hingga tak mungkin dapat menjangkaunya dalam waktu satu jam. Apalagi dengan macetnya lalu lintas Jakarta saat itu.
Menurut Pak De, dia terpaksa mengaku lantaran tak kuat menahan siksaan polisi.
Namun, alibi dan saksi-saksi yang meringankan tak menjadi pertimbangan. Majelis hakim pimpinan Reni Retnowati tetap mengangkat palu dan mengetok hukuman penjara seumur hidup untuk Pak De.
Setelah menjalani hukuman, pemerintah akhirnya memberikan kebebasan kepada Pak De di masa pemerintahan Presiden ke-3 Bj Habibie.
Beragam Selingkuhan
Ingin namanya bersih dari tuduhan pembunuhan terhadap Ditje Budiarsih, Pak De buka suara.
Dalam wawancara dengan Koran Tempo edisi 27 Februari 2002, Pak De mengungkapkan, kelumpuhan sang suami Budi Mulyono membuat Ditje kerap ‘berburu’.
Sang peragawati menjalin hubungan dengan beberapa pria untuk memenuhi kehidupan seksualnya.
Tak tanggung-tanggung, Pak De menyebut Ditje punya hubungan terlarang dengan beberapa orang berpangkat dan berduit sekaligus.
Kabar kala itu menyebutkan, salah satunya pensiunan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Suwoto Sukendar.
Tak hanya itu, ada pula nama pengusaha Indra Rukmana yang juga suami Siti Hardiyanti alias Mbak Tutut anak dari Presiden ke-2 Soeharto.
Kemudian ada nama Sudwikatmono, pengusaha besar yang juga masih bagian dari keluarga Soeharto.
Menurut kabar, Ditje menjadi korban amuk istri salah satu kekasihnya. Dia jadi korban pembunuhan oleh orang bayaran selingkuhannya.
Namun, Pak De tidak pernah secara eksplisit menyebut nama salah seorang dari kekasih Ditje itu menjadi pelaku pembunuhan.
Sejak Orde Baru hingga saat ini, kasus pembunuhan Ditje tetap menjadi misteri.
Konon polisi di era kekuasaan Presiden ke-2 Soeharto sengaja tak mengungkap pembunuhan sadis ini. Musababnya, ada dugaan keterlibatan mantan petinggi militer dan keluarga elite penguasa.
Namun, dugaan itu langsung mendapat bantahan. Majalah Tempo edisi 13 Desember 1989 menulis, Kapolda Metro Jaya menegaskan Pak De tidak pernah menjadi kambing hitam pembunuhan Ditje.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"