KONTEKS.CO.ID – Video viral siswa SMA dengan keterbatasan mental berinisial MD (19) dibully dan dianiaya siswa lainnya beredar di media sosial.
Video viral siswa SMA dianiaya dan dibully siswa lainnya berinisial MKF (17) itu diduga terjadi di lapangan golf kawasan Gadut, Kota Padang.
Tread penganiayaan siswa SMA dalam video viral berdurasi 19 detik itu disampaikan akun Twitter @narasyatnae dalam utasnya.
“(MD) korban bisa dikategorikan sebagai anak yang “lemah” / mempunyai kekurangan di sisi cara berfikirnya. dikarenakan itu korban selalu dipalak (diperas) uangnya oleh pelaku jika ga dapat dipukul,” tulis utas itu dilihat Sabtu 11 Maret 2023.
“PELAKU lahir 2006, melakukan pemalakan / pemerasan kepada korban sejak kelas 11, pelaku memalak dengan cara bisa dibilang ga manusiawi, jika korban ga memberi uangnya korban langsung dipukul,” ujarnya.
Menurut akun @narasyatnae, pada hari Senin korban dipalak pelaku. Jika korban tidak memberikan uang pelaku langsung memukul korban.
“Lalu pelaku dikarenakan kesal langsung mengajak korban duel/bertengkar 1v1, lalu korban,” tulis utasnya.
Dalam kondisi kesal ditambah mempunyai kekurangan (mental) langsung menyetujui ajakan duel pelaku tersebut saat jam istirahat sekolah.
“Lalu mereka pergi keluar sekolah dan menuju ke lapangan golf wirabraja ulu gadut dan memulai aksinya seperti yang ada di dalam vidio,” jelas @narasyatnae.
Saat korban pulang sekolah, orang tua melihat anaknya lemas dan bengkak di muka dan di belakang telinga.
Orang tua MD pun tak terima dengan kondisi anaknya tersebut dan melapor ke sekolah keesokan harinya.
Menurut akun @narasyatnae, pihak sekolah memberikan solusi damai dan menyuruh orang tua korban datang pada hari Jumat setelah kejadian untuk menanda tangani surat damai tertulis.
Selanjutnya, pada hari Rabu pihak pelaku mendatangi kediaman korban dan meminta maaf serta berjanji tidak mengulanginya. Pelaku juga meminta berdamai kepada keluarga korban secara tidak tertulis.
Kemudian pada hari Kamis, lanjutnya, tetangga melaporkan video penganiayaan pelaku kepada keluarga korban.
Keesokan harinya, keluarga korban menemui pihak sekolah dan menyatakan menolak jalur damai. Keluarga korban kemudian langsung melapor ke polisi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"