KONTEKS.CO.ID – Remaja berinsial P (15) diikat dan dibakar hidup-hidup menggunakan Pertalite di kebun durian oleh pelaku HA (40) di Desa Lubuk Tapi, Kecamatan Ulu Manna, Bengkulu, Sabtu 24 September 2022.
Pelaku dan korban sama-sama bekerja sebagai penjaga buah durian di kebun.
Kasat Reskrim Polres Bengkulu Selatan, Iptu Fajri Ameli Putra Chaniago menjelaskan kronologi awal hingga pelaku nekat membakar korban hidup-hidup lantaran masalah handphone (HP) pelaku yang hilang.
“Keduanya sama-sama menjaga durian di kebun yang berbeda. Korban kerap main ke pelaku karena pelaku memiliki handphone,” ujar Fajri, Selasa September 2022.
“Nah, karena handphone pelaku ini hilang, pelaku menanyakannya ke korban dan korban mengaku tidak mengambilnya,” imbuhnya.
Keesokan harinya, pelaku kembali bertanya ke korban soal HP-nya yang hilang. Keduanya pun sempat mencari ponsel itu bersama-sama.
“Setelah mereka mencari di lokasi pondok milik korban, pelaku menemukan handphone miliknya tidak jauh dari pondok korban, karena itulah pelaku marah dan nekat membakar korban,” kata Fajri.
Sebelum dibakar, pelaku HA mengikat korban dengan karet ban di pohon durian.
Setelah menyiram korban dengan Pertalite, korban kemudian dibakar dan ditinggalkan begitu saja.
Beruntung nyawa P masih bisa diselamatkan walaupun mengalami luka bakar 60 di tubuhnya.
Orang tua P yang mengetahui kekejian terhadap anaknya itu kemudian melapor ke Polres Bengkulu Selatan, Polda Bengkulu.
“Setelah menerima laporan orang tua korban, pelaku ditangkap dan diamankan di Mapolres Bengkulu Selatan,” jelas Kabid Humas Polda Bengkulu, Kombes Sudarno.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"