KONTEKS.CO.ID – Ada dua pendekatan penting dalam sejarah, yakni diakronis dan sinkronis. Kedua pendekatan tersebut untuk mengungkapkan peristiwa sejarah yang tak akan pernah terlepas oleh ruang dan waktu.
Cara Berpikir Diakronis dan Sinkronis
Mengutip dari jurnal Pendidikan Multikultural di Indonesia: Analisis Sinkronis dan Diakronis (2018) karya Okta Hadi Nurcahyono, pendekatan diakronis lebih menekankan aspek waktu.
Istilah diakronis berasal dari bahasa Latin, dia berarti melalui, dan chronicus artinya waktu. Pendekatan diakronis berarti lebih memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang.
Menurut Syafrizal dalam buku Pengantar Ilmu Sosial (2021), pendekatan sinkronis berarti menyempit dalam waktu dan melebar dalam ruang.
Istilah sinkronis berasal dari bahasa Yunani, syn berarti dengan, dan khronos artinya waktu dan masa. Pendekatan sinkronis berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di masa yang terbatas.
Pendekatan sinkronis tidak mengutamakan aspek waktu. Bedanya pendekatan diakronis dan sinkronis Walau pendekatan diakronis dan sinkronis penting dalam sejarah.
Nyatanya, pendekatan diakronis lebih melekat pada sejarah. Sementara, sinkronis lebih kerap digunakan dalam ilmu sosial.
Apa perbedaan antara pendekatan diakronis dan pendekatan sinkronis?
Pendekatan diakronis lebih menekankan pada aspek waktu daripada ruangnya. Sedangkan sinkronis tidak terlalu berfokus pada waktu.
Pendekatan diakronis membantu peneliti sejarah berpikir secara kronologis, mereka bisa mengurutkan kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktunya.
Sedangkan pendekatan sinkronis hanya mengandalkan pemikiran yang luas dalam aspek ruang, tetapi terbatas dalam waktu.Â
Pendekatan sinkronis hanya menganalisis kondisi dari sebuah kejadian, dan tidak berupaya membuat kesimpulan terkait situasi serta perkembangan peristiwanya.
Pendekatan diakronis menekankan pada aspek waktu. Sementara sinkronis tidak terlalu berfokus pada waktu. Pendekatan diakronis membantu peneliti sejarah berpikir secara kronologis.
Sedangkan sinkronis hanya mengandalkan cara berpikir yang luas dalam aspek ruang.
Dalam mempelajari sejarah diakronik seseorang akan mengungkapkan peristiwa sejarah, berdasarkan studi komparatif atau perbandingan sepanjang waktu berdasarkan hubungan sebab-akibat dan mengacu pada urutan waktu.
Cara berpikir diakronis dalam sejarah lebih menitikberatkan pada prosesnya sesuai dengan kronologis waktu kejadian.
Sedangkan, cara berpikir sinkronis dalam sejarah umumnya mempelajari peristiwa yang sezaman atau bersifat horizontal.
Berpikir sinkronik lebih menitikberatkan pada struktur atau melihat konteks dalam suatu peristiwa yang terjadi pada waktu relatif berdekatan.
Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Merujuk pada Modul Pembelajaran Sejarah SMA Kelas X tentang “Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik Dalam Karya Sejarah (2020) oleh Yuliani, berpikir diakronik adalah cara berpikir sejarah yang mengacu pada suatu peristiwa memanjang dalam waktu.
Namun terbatas dalam ruang lingkup. Sementara cara berpikir sinkronik merupakan pemikiran yang mengacu pada suatu peristiwa sejarah meluas dalam ruang lingkup, namun terbatas dalam waktu.
Ciri-Ciri Berpikir Diakronik dan Sinkronik
1. Diakronik
a. Mengkaji dengan berlalunya masa
b. Menitik beratkan pada pengkajian peristiwa pada sejarahnya
c. Memiliki sifat historis atau komparatif
d. Memiliki sifat vertikal
e. Terdapat konsep perbandingan
f. Mencakup kajian yang lebih luas
2. Sinkronik
a. Mengkaji pada masa tertentu
b. Menitik beratkan pada pengkajian pada strukturnya
c. Memiliki sifat horizontal
d. Tidak terdapat konsep perbandingan
e. Mencakup kajian yang lebih sempit
f. Mempunyai sistematis yang tinggi
g. Memiliki sifat lebih serius dan sulit.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"