KONTEKS.CO.ID – Prestasi membanggakan terukir dari seorang siswa di Sekolah Pribadi Bandung bernama Fikri Ghifari Hanifah. Dia berhasil lolos masuk ke 11 universitas kelas dunia.
College Counselor Sekolah Pribadi Bandung Willy Juanggo mengatakan, Fikri Ghifari Hanifah sudah berangkat ke Singapura lantaran sudah memulai proses perkuliahan.
11 Universitas kelas dunia tersebut yakni Curtin University-Environmental Science, Monash University-Environmental Engineering, Nanyang Technological University-Environmental Earth System Science.
Lalu, University of British Columbia- Bachelor of Arts Geography Environment and Sustainability, University of New South Wales Environmental Management, University of Toronto Mississauga Studies in Social Sciences- Environmental Management.
Kemudian University of Toronto (St. George)- Studies in Life Sciences (Earth and Environmental Systems), University of Toronto (Scarborough)-Co-op Physical and Environmental Sciences (Environmental Science), University of Queensland- Environmental Management.
Selanjutnya, University of Sydney-Bachelor of Science (Environmental Science), dan University of Western Australia-Environmental Science and Management.
“Tapi yang dipilih cuma satu yaitu Nanyang Technological University jurusan Environmental Earth System Science,” ujarnya menukil laman resmi Pemkot Bandung, Jumat 18 Agustus 2023.
Willy mengatakan, Fikri merupakan salah satu penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) saat duduk di bangku kelas 11.
“Dia daftar ke beberapa kampus dan diterima di 11 kampus,” ujarnya.
Willy menyebut, selama sekolah Fikri aktif di tim olimpiade dan lebih fokus dalam mempersiapkan beasiswanya.
“Fikri itu paket lengkap bagi kami. Saya juga sudah bantu dia dari kelas 11. Anaknya memang aktif, baik, punya jiwa kompetitif. Secara attitude juga bagus. Secara akademik sangat baik. Hampir di semua mata pelajaran sangat baik. Sejauh ini tidak ada masalah,” terangnya.
Selain Fikri, ada 3 siswa lainnya yang juga lolos ke banyak universitas. Ada 6 siswa yang lolos beasiswa full ke luar negeri.
Namun yang ikut program persiapan khusus ada 4 orang, termasuk Fikri.
“Tiga orang lainnya itu ada satu siswa yang juga keterima di Nanyang Technological University (NTU). Lalu 1 lagi ke Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), 1 orang ke University of Western Australia (UWA), dan 2 orang di Monash,” jelasnya.
“Fikri dapat beasiswa dari kelas 11. Puspresnas memberikan fasilitas untuk mengikuti pelatihan bahasa asing dan ujian internasional,” imbuhnya.
Willy menambahkan, para siswa tersebut sudah melalukan persiapan.
“Dari Puspresnas memberikan peluang untuk mendaftar ke 8 kampus. Tapi tidak menutup kemungkinan jika siswa ingin mendaftar di luar list tersebut. Semuanya melalui proses pendaftaran,” ucapnya.
Dukungan Sekolah
Saat mendaftar beasiswa, sekolah juga turut menyiapkan dan memberikan dukungan untuk menunjang dokumen-dokumen serta persyaratan. Selanjutnya, bagi yang sudah lolos dan diterima, pemerintah menyiapkan program persiapan mereka sendiri.
“Tapi sekolah tetap mendukung. Proses aplikasi, seperti surat pendukung, nilai transkrip, statement latter dari kepala sekolah dan guru itu juga kami bantu,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya juga memiliki program khusus untuk anak-anak yang ingin beasiswa ke luar negeri.
“Kita mengajak anak-anak untuk ikut kompetisi dalam bidang apapun baik sifatnya akademik maupun non-akademik,” katanya.
Setelah anak-anak memiliki sertifikasi yang bisa ikut serta, mereka mendapat arahan pada beasiswa yang sesuai dengan kriteria prestasi dan minat masing-masing.
“Kita masukkan ke dalam grup, lalu training di sana. Kalau mereka lolos ke seleksi wawancara, kita provide untuk pelatihan dan pendampingannya,” tandasnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"