KONTEKS.CO.ID – Mohammad Choirul Anam, si anak juru parkir (jukir) berhasil lulus S3 dari Charles University di Praha, Ceko. Bukan itu saja, dia juga favorit para profesor di sana.
Prestasi Mohammad Choirul Anam pun layak menjadi inspirasi anak-anak Indonesia. Terlebih, dia bukan berasal dari lingkungan orang berkecukupan.
Ingin menyemangati anak-anak Indonesia, dia membagikan perihal pengalaman hidupnya hingga “terdampar” di tanah Eropa di akun Instagram pribadinya just.anam.
Mohammad Choirul Anam Hidup di Kontrakan 2 x 3 Meter
Kisah hidup Anam berawal dari rumah kontrakan berukuran 2 x 3 meter. Rumah luar biasa sempitnya itu harus mampu menampung lima orang, yakni Anam dan bersama orang tuanya. Plus paman dan bibinya.
Ayahnya, almarhum Moch Sahlun hanya seorang juru parkir di parkiran Universitas Jayabaya Jakarta pada 1986-1987. Lalu jukir di Bekasi tahun 1987-1990.
Penghasilannya menjadi jukir membuat ayahnya hanya mampu mengontrak rumah berukuran 2 x 3 meter.
Tantangannya bukan hanya itu, pasokan listrik pun terbatas hanya selama 11 jam. Yakni, mulai pukul 18.00 hingga 05.00 WIB.
“Yang paling saya ingat, kalau ingin mendengarkan radio harus bangun jam 4 pagi karena jam 5 listrik sudah mati. Kami juga tinggal di kontrakan berlima bersama paman dan bibi,” ungkap Anam di akun Instagramnya, terlihat Senin 21 Agustus 2023.
Anam menegaskan, hidup sulit di masa kecil bukannya mematahkan semangat juangnya untuk menempuh pendidikan tinggi.
“Ini adalah kisah tentang kehebatan seorang Ayah yang berjuang untuk anaknya menempuh studi tertinggi meskipun hujan, angin, cacian, Ayah ga pernah peduli,” kata Anam.
Bahkan ayahnya siap bertaruh nyawa demi sekolah Anam. “Kalau perlu kepala ayah jaminannya, asal kamu terus kuliah kalau perlu sampai ke luar negeri,” tulisnya mengutip perkataan alm Moch Sahlun.
“Ayah.. Saya telah tuntaskan semuanya, cerita tentang hebatmu walau kini hanya fotomu saja yang menemaniku,” puji Anam untuk sang Ayah.
Pendidikan Setinggi-tingginya
Anam berhasil lulus S3 dalam durasi 3 tahun 4 bulan dan wisuda S3 di Februari lalu. Sebelum ke Ceko, dia menuntaskan studi S1 Akuntansi dan Studi S2 MPKP di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Kampus favorit banyak orang di Tanah Air.
Tak lama lulus, ada tawaran penelitian di Eropa tentang penggunaan dana desa. Ini adalah riset kolaborasi riset dari Arizona State University USA dan St. Andrews University, Skotlandia. Dua kampus bergengsi di dunia.
Risetnya tentang Dana Desa di Eropa mencatatkan Anam sebagai salah satu peneliti terbaik milik Indonesia. Disertasi yang mengantarnya meraih gelar akademik PhD di kampus tertua di Eropa Tengah tersebut menuai pujian sejumlah professor di Benua Biru.
Misalnya, Prof Frantisek Ochrana. Sebagai senior Professor di Faculty of Social Science, dia mengatakan, sosok Anam adalah salah satu mahasiswa terbaiknya. Karena dia berhasil menuntaskan berbagai tantangan dalam studi PhD-nya.
Prof Michal Placek, supervisornya memberikan pujian lantran dedikasi dalam meneliti. Penelitiannya memberikan kontribusi yang besar bagi Indonesia
Sementara Prof Arnold Vesely memujinya karena sanggup lulus dalam waktu sangat cepat. Dia menilai capaian Anam sebagai adalah suatu yang “extremely unusual”. Terlebih tidak mudah dapat lulus dengan sangat cepat di kampus kompetitif di Eropa.
Sebagai catatan, semua deretan prestasi Anam bukan hal mudah. Semua terjadi dengan usaha dan kerja keras. Ini mungkin alasan dia pernah menjadi Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2020-2021.
“Kuncinya pantang menyerah dan yakin setiap usaha baik dan maksimal pasti akan mendapatkan hasil baik dan maksimal juga,” pungkas Anam. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"