KONTEKS.CO.ID – Demam dengue adalah salah satu penyakit yang mengancam kesehatan manusia dan telah menjadi permasalahan global. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Berikut fakta menarik tentang nyamuk Aedes aegypti dan perannya sebagai penyebab utama penyakit demam berdarah.
1. Penyebab DBD
Nyamuk Aedes aegypti adalah penyebab utama dalam penyebaran demam dengue. Sebagian besar kasus demam dengue di seluruh dunia disebabkan dengan gigitan nyamuk ini. Selain demam berdarah, nyamuk ini juga menularan penyakit lain seperti chikungunya, demam kuning, dan virus Zika.
2. Ciri-ciri
Nyamuk Aedes aegypti memiliki karakteristik yang membedakannya dari jenis nyamuk lainnya. Mereka memiliki tubuh dan kaki dengan pola warna belang-hitam dan putih. Nyamuk ini aktif menggigit dan mengisap darah manusia. Uniknya., nyamuk ini aktif di pagi hari antara pukul 8.00 hingga 10.00 pagi dan sore antara pukul 15.00 hingga 17.00 sore.
3. Pergerakan Terbatas
Nyamuk Aedes aegypti cenderung tinggal dekat dengan manusia dan tidak suka terbang jauh. Mereka biasanya hanya terbang dalam jarak beberapa meter saja, sehingga korban gigitan nyamuk ini kemungkinan besar berada di dekat sarang nyamuk tersebut.
4. Berkembang Biak saat Musim Hujan
Peningkatan kasus demam berdarah sering terjadi selama musim hujan. Hal ini karena ada banyak tempat perkembangbiakan nyamuk yang muncul di sekitar permukiman manusia selama musim hujan.
5. Nyamuk Bangsawan
Nyamuk Aedes aegypti tidak menderita penyakit demam berdarah meskipun mereka menjadi penyebab utama penularan virus tersebut kepada manusia. Di habitat aslinya, nyamuk ini, yang juga dikenal sebagai nyamuk bangsawan karena hanya bertelur di air bersih, kolam dan lubang pohon
6. Lapar Karena Virus
Faktanya, virus penyebab demam berdarah justru membuat nyamuk ini menjadi lebih lapar. Sehingga menyebabkan mereka mengisap darah manusia lebih sering. Selama mengisap darah, virus akan disuntikkan ke dalam tubuh manusia, dan memulai proses infeksi di tubuh manusia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"