KONTEKS.CO.ID – Tiga senyawa kimia pada sampel obat sirop ada pada pasien anak yang terkena gangguan ginjal akut. Berdasarkan temuan Kementerian Kesehatan ini, lima jenis obat sirop langsung ditarik dari peredaran.
Kemenkes RI juga sudah mengambil sampel obat sirop yang pernah dikonsumsi pasien balita penderita gangguan ginjal misterius ini.
Tiga zat kimia yang paling dominan yang ditemukan adalah ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik lima obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas. Ini berdasarkan sampling dari 39 bets dari 26 obat sirop yang diduga mengandung EG dan DEG.
Lalu apa itu EG, DEG, dan EGBE yang terkandung dalam obat sirop tersebut. Dari penelurusan berbagai sumber, berikut penjelasannya.
Etilen glikol atau ehtylene glycol/EG)
Ini merupakan senyawa yang ternyata memberikan rasa manis. Tidak berwarna dan tak memiliki bau. Kimia ini kerap digunakan untuk bahan campuran pendingin mesin karena memiliki titik beku yang sangat rendah. EG juga memiliki titik didih yang lebih tinggi dari air.
Bila dikonsumsi manusia, senyawa ini sangat mungkin menimbulkan gejala sakit perut, diare, muntah kesulitan buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental sampai cidera ginjal akut.
Dietilen glikol (diethylene glycol/EDG)
Ini merupakan senyawa yang memiliki rasa manis, dengan ciri khas sedikit kental. Namun tidak memiliki warna.
Senyawa ini dapat digunakan sebagai pelarut dan bila dikonsumsi manusia, DEG ini kerap menimbulkan gejala sistem pencernaan. Mulai dari mual dan muntah. Kemudian juga efek lain yang kerap muncul adalah berupa asidosis metabolik dan juga gangguan pada ginjal.
Etilen glikol butil eter (ethylene glycol butyl ether/EGBE)
Senyawa ini tidak memiliki warna. Memiliki bau dan merupakan zat yang mudah terbakar. Etilen glikol butil eter sering digunakan sebagai pelarut dalam bahan kimia produk industri.
Etilen glikol butil eter dapat bercampur dengan minyak mineral dan sabun. Bila masuk dalam tubuh manusian, akan menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Karena itu, dapat menyebabkan mual, muntah, diare dan dapat memicu keracunan sistemik dengan gejala inhalasi.
Bila dikonsumsi secara terus menerus, zat ini akan menyababkan kerusakan pada hati, ginjal, sistem limfoid dan darah. Gangguan lain adalah sakit tenggorokan, sesak napas, batuk, hemolisi, dan terparah kerusakan pada sel darah.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"