KONTEKS.CO.ID – Guru Besar Universitas Padjadjaran Prof. Muradi menduga kalau mundurnya Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai kepala dan wakil Otorita Ibu Kota Nusantara karena tidak dapat memenuhi target yang telah dibebankan.
Prof. Muradi yang juga aktivis 98 ini menyampaikan, bahwa mundurnya Bambang dan Dhony merupakan hal yang wajar.
IKN yang dikebut pembangunannya memang membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Apalagi sejak awal, peran keduanya diharapkan dapat menarik investasi.Â
“Nah sejauh ini, keduanya masih belum memenuhi target investasi yang dibebankan bagi IKN, sehingga wajar jika akhirnya memilih mundur, karena IKN harus terus berjalan,” ujar Prof. Muradi kepada konteks.co.id pada Selasa, 4 Mei 2024.
Meski begitu kata Muradi, Bambang dan Dhony tetap memiliki komitmen untuk membantu pembangunan di IKN.
Dia bahkan sudah diminta Presiden Jokowi untuk membantu memperkuat kerja sama internasional untuk percepatan pembangunan IKN.Â
“Dugaan saya karena terjebak dalam birokrasi, mereka menjadi tidak lincah, tapi mereka komit kok untuk tetap membantu,” katanya.
Meski demikian, Muradi menyatakan kalau momentum pengunduran diri keduanya tidak terlalu tepat, hingga akhirnya menimbulkan spekulasi dan kegaduhan.
Memang secara mengejutkan Bambang Susantono Ketua OIKN dan Dhony Rahajoe mundur dari jabatannya. Kepastian ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, di Kantor Presiden pada Senin, 3 Juni 2024.
Menariknya, mereka mengundurkan diri dua bulan menjelang rencana Presiden Jokowi menggelar upacara peringatan HUT RI ke-79 di IKN. Â
Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan. Salah satu rumor yang beredar adalah soal keterlambatan gaji. Dalam rapat dengar pendapat dengan DPR RI, dia curhat baru mendapatkan gaji setelah 11 bulan bekerja untuk Otorita IKN.Â
Bahkan, para karyawan Otorita IKN belum digaji selama berbulan-bulan lantaran masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres) tentang Hak Keuangan Eselon I.
Rumor lainnya, adalah soal target dalam proses pembangunan IKN dan minimnya investasi yang masuk.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"