KONTEKS.CO.ID – Setiap manusia tentu memiliki sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Akan tetapi, sikap dan perilaku tersebut bisa terlihat dari sisi negatif dan positif. Salah satu sikap dan perilaku yang cukup negatif adalah playing victim.
Tanda-Tanda Perilaku Playing Victim
1. Tidak mau bertanggung jawab
Seorang terapis dari California, yaitu Vicki Botnick mengatakan, salah satu ciri playing victim adalah mereka yang suka menghindar dari tanggung jawab.
Ia juga menjelaskan, orang yang memiliki sifat playing victim atau victim mentality akan sangat sulit ketika memperoleh tanggung jawab dan kepercayaan.
Mereka cenderung memiliki sifat sering menyalahkan orang lain, tidak ingin terbebani oleh tanggung jawab dengan banyak alasan, dan selalu menghindar dari kesalahannya.
Sebenarnya, ada banyak hal buruk yang akan menimpa setiap orang. Bahkan meski ia adalah orang paling baik sekalipun.
Namun ketika hal buruk terus saja terjadi pada kehidupan seseorang.
Barangkali itu menjadi awal ketika mereka menanamkan pikiran negatif bahwa hidup tidak pernah berpihak padanya, dan dunia seolah-olah tidak menginginkan kehadirannya.
2. Playing Victim: Tidak memikirkan solusi, hanya fokus pada masalah
Orang-orang yang memiliki sikap playing victim adalah mereka yang pesimis, dan biasanya tidak memiliki inisiatif dalam membuat perubahan.
Selain itu, mereka juga lebih senang mengasihani diri sendiri daripada menerima bantuan orang lain.
Padahal, mengasihani diri sendiri dengan bersedih sepanjang waktu bukanlah sesuatu yang baik dan menyehatkan.
Mengasihani diri sendiri bukanlah sesuatu yang salah, namun jika berlebihan dan terus menerus maka akan berdampak buruk terhadap kondisi mental seseorang.
Anda harus memiliki kesadaran untuk bangkit dan memberikan waktu pada diri sendiri untuk berjuang.
Dengan begitu, pikiran pun akan lebih positif, dan badan juga akan lebih mudah untuk diajak bergerak.
Para pelaku playing victim harus memahami hal tersebut. Sebab biasanya mereka terbelenggu pada masalah dan enggan untuk memikirkan solusi atas masalah tersebut.
Mereka justru lebih memilih menyalahkan orang lain dan keadaan, kemudian merasa terpuruk atas apa yang menimpanya.
Setiap masalah tentu hadir bersama dengan penyelesaian atau solusi, asalkan Anda mau berusaha dan berjuang mencari jalan keluar.
3. Playing Victim: Tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi
Tanda ketiga dari orang yang memiliki sifat ini adalah memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Pada umumnya adalah orang yang tidak memiliki pandangan positif terhadap kemampuan dirinya sendiri.
Mereka ini selalu menganggap dirinya sebagai korban dan orang yang tidak berani mengambil langkah.
Terkadang mereka ini juga kerap ketakutan saat hendak melakukan sesuatu. Seakan-akan ia tidak akan mampu dan gagal dalam melakukan hal tersebut.
Orang dengan victim mentality justru akan menjadi semakin buruk dengan pikiran tersebut.
Apalagi jika mereka selalu memiliki pikiran “saya tidak pintar”, ” Saya tidak cakap melakukan itu”, “saya tidak berbakat”, ” Saya tidak se perfect dia”, dan pikiran lain yang merendahkan diri sendiri.
Pikiran negatif tersebut yang justru akan menjebak mereka dalam zona keterpurukan. Selain itu pikiran negatif tersebut juga akan menutup kesempatan dan peluang.
4. Selalu berpikir negatif tentang hal buruk pada dirinya
Kemudian, orang playing victim juga cenderung memiliki pemikiran bahwa banyak hal buruk akan menimpa mereka.
Mereka lebih mudah percaya pada kalimat negatif seperti “hal buruk akan menimpa saya”, ” saya memang pantas menerima hal-hal buruk”, “tidak ada orang yang memperdulikan saya”, serta kalimat negatif lain.
Padahal, pergulatan pikiran atau monolog dalam dirinya hanya akan membuatnya semakin tak berdaya.
5. Merasa menjadi orang lemah
Tanda ketiga orang playing victim adalah merasa bahwa dirinya lemah. Ketika seseorang menjadi korban, adalah hal wajar jika beranggapan bahwa ia lemah.
Akan tetapi, jika hal itu berlangsung terus dan pemikiran itu masih sama, tentu akan menimbulkan perasaan lemah yang dalam.
Artinya, ia akan merasa tidak bisa bangkit dan tidak pula memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menjadi orang yang kuat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"