KONTEKS.CO.ID – Pernahkah melihat bapak muda yang usianya sekitar 30 hingga 40an dan berpenampilan menarik? Pria seperti itu biasanya sering membuat para wanita ramai membincangkan mereka. Mereka disebut sugar daddy.
Maklum saja, pria yang sudah berkeluarga terkadang identik dengan fisiknya yang menua dan penampilannya yang sudah tidak stylish lagi.
Maka dari itu para wanita akan tergiur jika melihat bapak-bapak yang wajahnya ganteng, gayanya kekinian, dan rambutnya klimis.
Pria seperti itulah yang biasanya kita sebut sebagai sugar daddy. Padahal, makna sesungguhnya di Indonesia dan barat itu berbeda. Sugar daddy memiliki arti sendiri yang tidak sama seperti apa yang selama ini kita ketahui.
Di Indonesia, istilah sugar daddy lebih dikenal untuk menyebut bapak-bapak tampan, gagah, stylish, dan yang menyayangi keluarganya.
Sementara menurut kamus Merris-Webster, sugar daddy merupakan sebutan untuk pria dewasa kaya yang menghabiskan uangnya demi membelanjakan kekasih maupun simpanannya berbagai barang. Kekasih atau simpanan tersebut biasanya berusia jauh lebih muda.
Sang pria tersebut akan memberikan semua kebutuhan untuk pasangannya baik itu berupa biaya tagihan, perhiasan, belanja, sewa rumah, dan lain-lain berdasarkan kesepakatan bahwa pasangannya tersebut bisa menemani pria baya, tampan, dan kaya tersebut dalam level hubungan apa pun.
Jika sugar daddy adalah istilah untuk menyebut orang yang memenuhi kebutuhan biaya hidup seseorang yang lebih muda, maka ada sebutan juga untuk pihak yang biayanya dijamin pria kaya dan tampan itu. Mereka adalah para sugar baby.
Para wanita muda yang biasa menjadi simpanan ini di Barat disebut dengan sugar baby yang merupakan cewek-cewek muda yang berusia 20 hingga 30an yang senang dengan gaya hidup mewah.
Dan memanfaatkan sang pria untuk mencukupi uang saku atau kebutuhan biaya hidupnya dengan cara berkencan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"