KONTEKS.CO.ID – Macam-macam puasa dalam Islam perlu diketahui oleh umat muslim, sebab bukan hanya di bulan ramadhan saja.
Ada berbagai jenisnya, yaitu puasa wajib dan sunnah yang dilakukan pada waktu tertentu atau karena adanya syarat dan janji tertentu. Ketika sudah mengetahuinya, banyak manfaat bisa didapatkan jika mencoba menjalaninya.
Macam-Macam Puasa
1. Puasa Nazar
Puasa nazar adalah suatu puasa wajib yang harus dilakukan guna memenuhi janji tertentu sesuai ucapan atau kesepakatan. Sesuai dengan namanya bahwa nazar merupakan janji dan harus ditepati.
Oleh sebab itu, nazar termasuk wajib hukumnya karena dilakukan guna menebus (membayar) hutang ataupun janji tersebut. Misalnya ketika Anda berjanji akan bernazar jika lulus interview pekerjaan di perusahaan besar, maka Anda harus membayar hutang itu.
Puasa wajib ini memang harus dijalankan ketika telah diucapkannya nazar, apapun keadaannya janji juga harus dipenuhi. Jika tidak memenuhinya, maka akan mendapatkan dosa.
2. Puasa Kifarat atau Denda
Puasa kifarat atau denda dijalankan ketika telah melakukan suatu pelanggaran, gunanya untuk menebus dosa yang telah diperbuat. Termasuk puasa wajib, jadi jika tidak dilakukan bisa mendapatkan dosa.
Jadi, mengapa denda atau kifarat perlu dilaksanakan? Beberapa penyebab seseorang melakukannya puasa wajib ini, antara lain kafarat saat sedang melakukan ibadah haji, telah melanggar sumpah atas nama Allah SWT, melakukan hubungan badan suami istri ketika bulan Ramadhan, dan membunuh hewan saat ihram.
Maka dari itu, sebagai umat muslim sebaiknya lebih berhati-hati dalam berbuat sesuatu. Meskipun Allah mengampuni hamba-Nya, bukan berarti setiap manusia boleh melakukan perbuatan dosa.
3. Puasa Syawal
Selain puasa wajib, adapun puasa sunnah untuk dilakukan supaya mendapatkan pahala. Salah satunya yaitu puasa Syawal yang dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal. Tidak wajib dilakukan, namun jika dijalankan tentunya banyak mendapatkan manfaat.
Sesuai sabda Rasulullah SAW, bahwa melaksanakan ibadah tersebut pada bulan Syawal bisa memperoleh banyak manfaat. Sebab dalam sabda Rasulullah SAW pada Hadits Riwayat Muslim dijelaskan bahwa siapapun jika berpuasa ketika bulan Syawal, maka sama dengan berpuasa setahun.
4. Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah bukan termasuk puasa wajib, dilakukan selama sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Pada bulan ini berdekatan dengan Hari Raya Kurban atau Idul Adha, sehingga pelaksanaannya sebelum tiba waktunya shalat Idul Adha.
Meskipun tergolong sunnah dan boleh saja tidak dilaksanakan, namun bisa saja haram dilakukan. Penjelasannya mengapa menjadi haram, yaitu jika melakukannya pada bulan Dzulhijjah namun ketika melaksanakannya usai shalat Hari Raya Idul Adha.
5. Puasa Arafah
Puasa arafah termasuk sunnah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah, dianjurkan untuk dilaksanakan bagi mereka jika tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Pelaksanaannya tersebut dilakukan guna menyambut Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Meskipun bukan puasa wajib, namun adapun ibadah di bulan Arafah memiliki keistimewaan bagi umat muslim, sehingga tak ada ruginya ketika menjalankannya. Keistimewaan tersebut, antara lain menghapuskan dosa kecil saat tahun lalu, mengampuni dosa kecil pada tahun berikutnya.
6. Puasa Senin dan Kamis
Berpuasa Senin dan Kamis tidak termasuk puasa wajib, namun banyak orang melakukannya. Tentu saja hal ini pun memiliki makna, sebab dahulu Rasulullah SAW meminta umatnya agar melakukannya saat Senin dan Kamis.
Pada hari Senin adalah hari kelahiran Rasulullah SAW, sedangkan Kamis adalah hari di mana Al-Qur’an diturunkan. Tak hanya itu saja, pada kedua waktu tersebut juga amal dan segala perbuatan manusia diperiksa.
7. Puasa Daud
Puasa Daud termasuk cukup unik, sebab melakukannya selang seling, yakni sehari melaksanakannya dan hari esoknya tidak (begitupun seterusnya). Tujuannya yaitu untuk meneladani sosok Nabi Daud As.
Meskipun bukan termasuk puasa wajib dan dilakukan hampir setiap hari, maka Rasulullah SAW menganjurkan supaya tidak perlu menambah puasa sunnah lainnya. Tak ada salahnya jika menjalankannya, sebab pasti banyak manfaat di baliknya.
8. Puasa Muharram atau Asyura
Pada bulan Muharram atau Asyura, memang dianjurkan agar memperbanyak ibadah, salah satunya puasa. Pelaksanaannya pun lebih fleksibel tergantung individu masing-masing karena bisa dilaksanakan ketika awal, pertengahan, maupun akhir bulan.
Meskipun waktu pelaksanaannya cenderung fleksibel, namun diutamakan melakukannya pada tanggal 10 di bulan Muharram. Oleh karena itu, dikenal dengan istilah Yaumu Asyura, artinya yaitu hari kesepuluh bulan Muharram.
Melaksanakannya pada tanggal 10 Muharram memiliki keistimewaan. Keistimewaannya, yaitu menghapuskan dosa-dosa pada tahun sebelumnya (tahun lalu).
9. Puasa Sya’ban (Nisfu Sya’ban)
Bulan Sya’ban banyak diketahui oleh umat muslim memiliki banyak sekali keistimewaan. Maka dari itu, tak heran jika banyak umat muslim berlomba-lomba mencari pahala dan kebaikan di bulan Sya’ban sebanyak-banyaknya, salah satunya dengan melaksanakan puasa sunnah.
Biasanya ibadah ini dilakukan pada saat pertengahan bulan Sya’ban. Guna mencari lebih banyak pahala, Anda bisa melaksanakan ibadah sunnah ini. Tak hanya itu, melaksanakannya ketika Sya’ban kelak akan mendapatkan syafaat atau pertolongan dari Rasulullah SAW ketika hari kiamat.
Ketika Nisfu Sya’ban memang dianjurkan agar melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya. Sebab pada waktu tersebut, semua doa-doa dikabulkan oleh Allah SWT, jadi tak ada ruginya jika melaksanakannya.
10. Puasa Rajab
Bukan termasuk puasa wajib, ibadah sunnah ini dilakukan pada saat bulan Rajab sesuai dengan namanya. Menariknya, jumlah harinya tidak ada ketentuannya, sehingga boleh melaksanakan ibadah puasa sebanyak-banyaknya ketika bulan Rajab.
Melaksanakan ibadah saat bulan Rajab keutamaannya sangat banyak. Sebab Rajab merupakan bulan permohonan sekaligus pengampunan, bahkan pahalanya setara dengan beribadah selama 900 tahun.
Itulah macam-macam puasa wajib dan sunnah dalam Islam, jadi bukan hanya pada bulan Ramadhan saja.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"