KONTEKS.CO.ID – Zaman paleolitikum merupakan salah satu bagian dari zaman prasejarah yang banyak memberi pelajaran mengenai kehidupan manusia purba. Pada masa ini ada cukup banyak hal yang terjadi pada manusia purba, terutama soal kebudayaanya dan peralatan yang digunakan.
Zaman paleolitikum atau biasa disebut sebagai zaman batu tua merupakan suatu masa yang terjadi sebelum manusia mengenal aksara (zaman praaksara). Zaman ini diperkiran berlangsung ketika zaman es mulai berakhir atau tepatnya sekirat 50.000 sampai 10.000 tahun Sebelum Masehi.
Adapun istilah zaman batu tua, merupakan sebutan yang diberikan oleh para ahli, karena pada masa ini manusia purba mulai menggunakan berbagai alat-alat yang berbahan dasar batu alami, baik dalam bentuk yang masih kasar ataupun sudah diasah.
Tiga Masa Zaman Paleolitikum
1. Zaman Paleolitikum Tua
Zaman paleolitikum tua merupakan periode pertama dari zaman paleolitikum. Periode ini merupakan awal manusia purba mengenal kebudayaan dan mulai membuat peralatan dari batu.
Mereka biasa membenturkan batu pada batu lain untuk memecahkannya dan menghasilkan tekstur yang tajam. Secara umum peralatan manusia purba pada masa ini masih sangat kasar dan alami.
2. Zaman Paleolitikum Madya
Zaman paleolitikum madya merupakan periode setelah zaman paleolitikum tua. pada periode ini, kebudayaan yang dikenal manusia purba telah berkembang menjadi kepercayaan.
Hal tersebut diketahui setelah menemukan berbagai artefak di situs Mousterian yang menunjukkan adanya pemuajaan terhadap binatang kala itu.
3. Zaman Paleolitikum Muda
Zaman paleolitikum muda merupakan periode ketiga atau terakhir dari zaman paleolitikum. Pada masa ini manusia purba mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Peralatan batu yang dihasilkan sudah jauh lebih halus setelah diasah. Mereka juga membuat tombak, pisau, dan panah. Kegiatan ekspansi untuk menduduki wilayah lain juga mulai dilakukan.
Kebudayaan Zaman Paleolitikum
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog, ditemukan bahwa kebudayaan pada zaman tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan Pacitan ditandai dengan penemuan benda peninggalan zaman paleolitikum berupa kapak genggam. Penemuan ini adalah yang pertama kali dan ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1935 tepatnya di wilayah Pacitan.
Maka dari itulah salah satu kebudayaan zaman paleolitikum disebut sebagai kebudayaan Pacitan. Kondisi kapak genggam ataupun peralatan lain pada kebudayaan ini sangatlah sederhana dan masih kasar.
Kapak yang digunakan juga biasa disebut sebagai kapak penetak. Adapun wilayah yang menjadi tempat penemuan kapak genggam tidak hanya di Pacitan saja, tetapi juga di Lahat, Sukabumi, Gombang, dan Progo.
2. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan selanjutnya adalah kebudayaan Ngandong yang ditandai dengan penemuan berbagai peralatan yang terbuat dari tulang.
Ada juga alat untuk menusuk yang berbahan dasar tanduk rusa, flakes, dan juga ditemukannya ujung tombak bergigi di Wilayah Ngandong dan Sidoarjo.
Pada masa kebudayaan ini ada bahan baku peralatan yang digunakan sudah sangat bervariasi. Beberapa telah disebutkan sebelumnya, sementara ada juga yang berbahan dasar bebatuan.
Diketahui alat yang terbuat dari batu ini mempunyai ukuran kecil yang tampak sangat indah dan biasa ditemukan di sekitar Sangiran. Peralatan dari batu yang indah itu kemudian dikenal dengan sebutan serbih pilah.
Salah satu penemuan menarik dari kebudayaan Ngandong adalah lukisan telapak tangan yang berwarna merah dengan lukisan babi hutan yang terdapat pada dinding gua tepatnya di Gua Leang Pattae, Provinsi Sulawesi Selatan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"