KONTEKS.CO.ID – Denyut nadi menggambarkan frekuensi arteri atau pembuluh darah bersih yang mengembang lalu berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung. Denyut nadi biasanya dapat dirasakan dengan menyentuh bagian bawah pergelangan tangan atau leher bagian bawah.
Hasil pemeriksaan denyut nadi bisa berbeda-beda dikarenakan banyak faktor seperti usia, aktivitas yang dilakukan, gaya hidup, tingkat stres, trauma, hingga penyakit tertentu dalam tubuh.
Dengan demikian diperlukan pengetahuan mengenai cara menghitung denyut nadi maksimal. Hal ini dilakukan agar mengetahui detak jantung, irama jantung, dan kekuatan detak jantung.
Menghitung denyut nadi maksimal berbeda dengan mengukur denyut nadi normal. Adapun cara menghitung denyut nadi maksimal yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan rumus persentase
Cara menghitung denyut nadi maksimal dengan menggunakan rumus persentase yaitu dengan mengalikan denyut nadi normal dengan persentase 50-85%.
Kemudian hasilnya akan ditambah dengan denyut nadi normal. Cara menghitung denyut nadi maksimal ini digunakan tanpa mengetahui umur, tetapi harus mengetahui denyut nadi normal terlebih dahulu.
Misal seseorang memiliki denyut nadi 100 kali per menit, maka perhitungannya adalah 100×85% = 85.
Kemudian tambahkan angkanya menjadi 85+100=185, sehingga diperoleh denyut nadi maksimal sebesar 185.
Dengan demikian, apabila orang tersebut melebihi angka ini, maka terdapat kemungkinan kondisi jantung berarti kurang bagus.
2. Menggunakan rumus usia
Rumus usia dilakukan dengan mengurangi angka 220 dengan usia saat ini.
Misal seseorang berusia 30 tahun saat ini,
maka perhitungannya yaitu 220-30 = 190
Berdasarkan hasil perhitungan ini akan diketahui bahwa angka 190 kali per menit ini sudah menjadi batas denyut nadi maksimal setelah orang tersebut selesai berolahraga atau melakukan kegiatan berat.
Adapun denyut nadi normal orang dewasa atau di atas 17 tahun adalah antara 70-100 kali per menit. Sedangkan untuk denyut nadi maksimal yaitu 130-185 kali per menit.
Berdasarkan perhitungan ini, apabila diperoleh hasil berupa denyut nadi lemah bisa menjadi pertanda kalau kesehatan jantung kurang baik.
Sehingga dapat menunjukkan tanda bahwa tubuh kurang fit atau dalam kondisi yang kurang baik. Dengan demikian denyut nadi bisa menunjukkan tingkat kebugaran tubuh dari pemiliknya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"