KONTEKS.CO.ID – Tempoyak khas Melayu merupakan olahan jenis makanan yang terbuat dari proses fermentasi buah durian. Kuliner Melayu ini biasanya dikonsumsi sebagai sambal, bumbu penyedap, hingga pelengkap bahan masakan.
Dilansir dari laman dispar.lampungtengahkab.go.id, tempoyak diketahui menjadi bahan pelengkap masakan di Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Kalimantan.
Adapun cita rasa dari tempoyak khas Melayu yaitu asam yang disebabkan oleh proses fermentasi pada buah durian oleh bakteri asam laktat.
Tempoyak yang berkualitas baik memiliki tekstur lunak, berwarna putih sampai kekuning-kuningan, berserat halus, lembut agak kental dan sedikit berair.
Berikut ini fakta terkait tempoyak khas Melayu antara lain:
1. Tempoyak dikonsumsi saat musim durian
kemungkinan tempoyak ditemukan secara tidak sengaja dari fermentasi durian yang terlalu matang. Orang Melayu mengubah durian yang matang menjadi tempoyak. Hal ini karena rasa tempoyak sesuai dengan lidah mereka. Selain itu untuk menghindari limbah makanan dari durian saat musim durian.
2. Tempoyak terdiri dari dua bahan
Tempoyak dibuat dengan cara memisahkan daging buah durian dari kulit dan bijinya. Kemudian daging buah dipotong kecil-kecil. Selanjutnya daging buah ditaburi garam lalu ditempatkan di wadah tertutup rapat, agar fermentasi daging durian dapat berlangsung.
Tujuan dari pemotongan daging buah adalah agar dapat terkena garam secara merata. Pemberian garam digunakan agar terjadi fermentasi asam laktat serta bakteri asam laktat dapat tumbuh. Hal ini dapat mencegah bakteri lain tumbuh. Fermentasi dari bakteri asam laktat dapat terjadi selama 3 sampai 8 hari.
3. Bumbu durian yang berasal dari suku Melayu
Tempoyak merupakan makanan tradisional suku Melayu. Tempoyak terbuat dari daging durian yang sangat matang kemudian difermentasi menggunakan garam.
Tempoyak biasanya digunakan sebagai bumbu masakan dan jarang dikonsumsi secara langsung karena rasanya bersifat asam. Tekstur dari tempoyak sendiri adalah creamy dengan warna kuning dan bau yang menyengat.
4. Terdapat dua jenis tempoyak
Tempoyak dibedakan menjadi dua macam, yakni bercita rasa asam dan asin. Tempoyak asam dibuat dengan memfermentasi durian dan kadar garamnya kurang dari 5 persen.
Sementara tempoyak asin memiliki kadar garam lebih dari 5 persen yang didapatkan dari fermentasi daging durian melalui penggaraman. Tempoyak asin memiliki daya simpan yang lebih baik dibandingkan tempoyak asam.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"