KONTEKS.CO.ID – Polyglot adalah sebutan bagi orang yang mahir menggunakan banyak bahasa. Di Indonesia sendiri, seseorang yang menjadi polyglot rata-rata menguasai 5 sampai 11 bahasa.
Misalnya, Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak dari Raden Ajeng Kartini sebagai polyglot pertama di Indonesia.
Ada juga Soekarno, orator yang bisa berbicara dalam bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali sekaligus fasih berbahasa Arab, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, dan Prancis.
Faktanya, semua orang bisa menjadi seorang polyglot. Terlepas dari kemampuan dan bakat khusus yang dimiliki seorang, pada dasarnya semua orang bisa mempelajari lebih dari satu bahasa.
Nah, berikut ini adalah beberapa cara untuk menjadi polyglot.
1. Mempunyai Ketertarikan terhadap Bahasa Tertentu
Hal pertama yang perlu seseorang miliki yaitu adanya ketertarikan terhadap bahasa tersebut. Dengan begitu, maka akan tumbuh keinginan untuk mempelajari lebih dalam.
Semisal, jika seseorang adalah pecinta boyband Kpop, maka dia akan cenderung memiliki keinginan belajar bahasa Korea dari rasa cinta tersebut.
2. Memiliki Lawan Bicara Untuk Berlatih
Belajar bahasa akan terasa lebih mudah apabila seseorang langsung praktik dan terbiasa menggunakannya. Jadi, itulah mengapa orang yang tinggal atau berada di lingkungan berbahasa Inggris akan lebih lancar menggunakan bahasanya.
Maka, untuk bisa menjadi fasih berbahasa sebaiknya temukan lawan bicara yang juga mahir dan menguasai bahasa yang ingin dipelajari.
3. Konsisten Belajar dalam Waktu yang Panjang
Kunci dalam belajar bahasa adalah konsisten. Karena akan lebih baik apabila belajar suatu bahasa itu selama satu jam dalam lima hari daripada lima jam dalam satu hari.
Pada dasarnya, belajar bahasa ini akan banyak bersinggungan dengan teknik menghafal. Dengan demikian, ada baiknya untuk menghindari belajar bahasa dalam satu waktu agar bisa mudah menempel dalam memori otak.
4. Baiknya Mempelajari Bahasa dari Keluarga yang Sama
Mengapa orang Korea sulit berbicara dalam bahasa Inggris, sementara orang Amerika pun sulit belajar bahasa Jepang? Hal ini karena masing-masing bahasa memang memiliki rumpun ‘keluarga’ masing-masing.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"