KONTEKS.CO.ID – Iptu Afrizal Sahar adalah polisi yang dicintai dan dirindukan kaum dhuafa atau warga kurang beruntung di daerahnya bertugas.
Bagaimana tidak, Iptu Afrizal Sahar, yang tercatat sebagai Kepala Unit Penegak Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Kota Pariaman ini, acapkali turun ke pelosok desa di wilayah tugasnya untuk membagikan bantuan sembako kepada kaum dhuafa.
Iptu Afrizal Sahar menjadi salah satu oase bagi Kepolisian di tengah tenggelamnya nama baik Polri belakangan ini. Nama baik itu tergerus akibat sederet kasus yang melilit sejumlah oknum polisi.
Ya Iptu Afrizal Sahar membuktikan kepada masyarakat, bahwa masih ada anggota polisi berhati baik.
Di usia 41 tahun, dia memiliki visi besar dan mulia tentang bagaimana menjadi seorang anggota polisi pemberi manfaat untuk masyarakat sekitar. Khususnya saat berada di tengah-tengah warga yang membutuhkan uluran tangan.
Sejak ditugaskan di Satlantas Polres Pariaman sebagai Kanit Gakkum, Dirinya terpanggil untuk bisa berbagi sembako dan membantu masyarakat hingga ke pelosok desa.
Rutinitas ini dilakukan tanpa menganggu jam dinasnya. Sebab dirinya mencari waktu luang untuk menyerahkan langsung sembako kepada warga yang membutuhkan.
Lalu, dari mana dana untuk kegiatan sosial Iptu Afrizal ini? Ternyata, setiap bantuan sembako yang diberikan kepada kaum dhuafa adalah hasil dari ngonten di YouTuber yang dikelolanya sejak 2021.
Adapun konten yang ditampilkan Polisi Piaman Bagarah bentuk hiburan, dan Polisi Manyapo dalam bentuk kegiatan bantuan sosial terhadap kaum dhuafa.
Pria tamatan SMAN 1 Nan Sabaris dan Sarjana Hukum di Taman Siswa ini, mengutarakan, dirinya melakoni semua ini atas panggilan jiwanya bukan karena hal lain. Apalagi ingin mencari nama kepada atasan maupun kepada masyarakat lainya.
“Saya lahir dan dibesarkan dalam lingkungan sederhana, jadi berbuat untuk membantu masyarakat susah sudah menjadi panggilan jiwa saya,” tutur Iptu Afrizal Sahar merendah, dikutip NTCM Polri, Jumat, 3 Maret 2023.
Perwira tahun 2018 ini kembali menyampaikan bahwa prinsip yang ditanam adalah berbuat baiklah sebanyak-banyaknya. Namun, jangan pernah sedikitpun untuk melakukan keburukan apalagi kezaliman terhadap kaum dhuafa.
Menurutnya, pangkat dan jabatan tidak ada yang abadi. “Karena itu, selagi kesehatan dan umur yang panjang diberikan Allah SWT, maka manfaatkan semaksimal mungkin untuk memberi manfaat bagi masyarakat lain, dan sekitarnya yang masih membutuhkan uluran tangan kita,” pungkas ayah tiga orang anak ini. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"