KONTEKS.CO.ID – FIFA rekomendasi rumput JIS diganti. Keputusan itu dibuat meski mereka belum melakukan inspeksi langsung. Simak komentar PSSI yuk.
FIFA rekomendasi rumput JIS diganti. Hal itu dikemukakan PSSI pada Selasa, 26 Juli 2023.
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menyampaikan pemberitahuan resmi kepada PSSI agar mengganti rumput stadion Jakarta International Stadium (JIS).
Rekomendasi itu berkaitan dengan rencana penggunaan JIS sebagai salah satu arena pertandingan final Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung di Indonesia, pada 10 November hingga 2 Desember 2023.
Menurut Erick Thohir, rekomendasi FIFA tersebut disampaikan melalui sebuah surat yang ditandatangani oleh FIFA Senior Pitch Manager Alan Ferguson.
Mengacu pada hasil penilaian manajemen lapangan, FIFA mencatat bahwa saat ini, permukaan lapangan JIS menggunakan sistem tipe karpet dengan pengisi 60mm di bagian atas. Bagian itu biasanya terbuat dari bahan jenis organik.
FIFA mengemukakan kesulitan yang akan timbul jika mempertahankan sistem karpet seperti itu.
Kesulitan yang dimaksud adalah efektivitas akar yang sulit mencapai bagian alas karpet karena terhalang 5 cm, antara zona akar atas dan zona akar bawah yang membuat pertumbuhan akar menjadi tidak efektif.
Lapangan dengan jenis karpet seperti ini juga akan mempersulit proses perawatan dengan mekanisme tertentu. Hal ini telah menjadi masalah yang umum dengan beberapa karpet yang tersedia di pasaran.
Konsep yang ingin dimiliki adalah permukaan lapangan yang dapat ditukar dengan cepat pada multifungsi stadion, dalam suatu turnamen. Namun, sistem ini tidak memiliki putaran yang konsisten dan kualitas pertandingan yang dihasilkan tidak sama.
“Pada pertandingan juga dapat menghasilkan banyak kerusakan kecil akibat dari pengakaran yang dangkal pada permukaan,” demikian isi surat FIFA tersebut seperti dikemukakan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Jakarta.
Dalam suratnya, Alan mengungkapkan, jenis rumput yang digunakan di Indonesia adalah Zoysia yang lambat untuk pulih.
Faktor ini akan menghasilkan permukaan lapangan yang buruk di JIS. Dengan skenario karpet seperti ini, bisa menyebabkan kerusakan kecil yang dapat terjadi dengan cepat setelah dua atau tiga pertandingan.
“Setelah lapisan sedalam 5 cm dilepas, dapat diganti dengan zona akar baru dan baru dipasang,” tutur Alan.
Alan menjelaskan, setelah rumput dipasang, dia ingin permukaan dijahit menggunakan jarak konvensional sedalam 2 cm x 18 cm seperti yang sudah dilakukan FIFA di Indonesia sebelumnya.
Pengerjaan semacam itu, tulis Alan, harus dilakukan dalam jangka waktu delapan hingga 10 pekan.
Menurut FIFA, pekerjaan tersebut dapat disediakan oleh konsultan lapangan yang disetujui Induk Sepak Bola dunia ini.
FIFA menyatakan, siap mendukung proses tersebut dengan semua keahlian dan pengalaman yang mereka miliki.
“Namun, saya mengusulkan bahwa perubahan ini harus dilakukan secepat mungkin untuk mendapatkan pertumbuhan rumput yang maksimal menjelang turnamen diselenggarakan,” kata Alan lagi.
Rekomendasi tanpa inspeksi
Muncul pertanyaan, bagaimana FIFA bisa memberikan catatan detail mengenai rumput JIS tersebut sementara inspeksi mereka baru akan dilakukan mulai 28 Juli hingga 2 Agustus 2023.
Mengenai hal itu, Erick Thohihr mengatakan bahwa PSSI sejak awal telah mengusulkan delapan stadion kepada FIFA untuk menjadi venue Piala Dunia U-17 2023.
Adapun, enam dari delapan stadion yang akan diusulkan menjadi venue dari kejuaraan tersebut semula disiapkan untuk Piala Dunia U-20 2023 yang batal digelar di Indonesia, yakni Gelora Sriwijaya di Palembang, Gelora Bung Karno di Jakarta, Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Manahan di Solo, Gelora Bung Tomo di Surabaya, dan Kapten I Wayan Dipta di Bali.
Selain enam stadion di atas, PSSI juga ingin mengajukan Jakarta International Stadium (JIS) dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.
“Kami menginginkan ada dua stadion tambahan (di luar venue Piala Dunia U-20), supaya kita mempunyai banyak lapangan yang punya stadnar internasional dan FIFA. Dari situ tentu FIFA mengecek, ngecek gimana? Ada konsultannya mereka, jadi kita nggak usah polemik (tentang) konsultan ini, ada surat penunjukannya dari FIFA,” ucap Erick.
Erick Thohir menegaskan catatan FIFA terkait venue Piala Dunia U-17 2023 tidak dipengaruhi PSSI atau pihak mana pun.
Menurut pria yang juga Menteri BUMN tersebut, FIFA memiliki catatan perbaikan untuk beberapa stadion mengenai beberapa hal, dan termasuk di antaranya JIS.
“FIFA menulis dengan black and white ada seperti ini, ini nanti menyangkut akses semua. Lalu kalau ditanya apa karena Bu Tisha dan Pak Erick lobi FIFA? Tidak, standar mereka tinggi lho, dan FIFA ini sudah punya sistem matang dan punya membership yang jauh lebih banyak dari anggota PBB, dengan mekanismenya ya ada seperti itu,” kata Erick lagi.
Jangan dipolitisasi
Adapun dari delapan stadion yang diusulkan menjadi venue Piala Dunia U-17 2023, FIFA menyoroti kondisi rumput JIS. Namun, ia meminta agar hal itu tidak menimbulkan polemik atau politisasi.
“FIFA menyampaikan bahwa perlu dilakukan pergantian rumput beserta pemeliharaannya. Kalau tidak ini akan menjadi risiko besar saat pelaksanaanya, jadi harus diganti. Jangan ada polemik, seakan-akan kami politisasi rumput,” ujar Erick.
Diketahui, rumput lapangan JIS menjadi polemik setelah dinilai oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak memenuhi standar FIFA.
Saat inspeksinya bersama Erick Thohir ke JIS pada 4 Juli 2023, Basuki menyebutkan dibutuhkan anggaran Rp6 miliar untuk mengganti seluruh atau satu lapangan rumput JIS.
Ihwal masalah rumput, pendapat Basuki sebenarnya merujuk kepada konsultan dari Karya Rama Prima (KaerPe), Qamal Mustaqim yang juga ikut melakukan inspeksi di JIS.
Angka Rp6 miliar sebagai anggaran penggantian semua rumput JIS pun didapatnya dari Qamal.
“Saya tanya tadi rumput ke Pak Qamal Mustaqim (Chairman Karya Rama Prima (KaerPe) sekitar Rp6 miliar. Nanti anggarannya dari PUPR,” urai Basuki.
Qamal Mustaqim yang adalah Chairman KeerPe, mengatakan solusi sementara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti rumput di JIS dengan rumput yang sudah jadi.
Ia mengungkapkan, kesalahan penanaman di awal menjadi penyebab rumput tersebut tidak memenuhi standar FIFA.
“Rumput jenisnya Japonica, tapi ditanam di karpet sintetis, ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari juga tidak cukup,” ujar Qamal.
Menurut Qamal, pihaknya menawarkan solusi memindahkan rumput dari lapangan yang sudah jadi seperti dari lapangan golf.
Hal itu, kata dia, juga pernah dilakukan saat mempersiapkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) untuk venue Asian Games 2018.
Menurutnya, solusi itu menjadi hal yang paling mungkin dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum Piala Dunia U-17 pada November 2023.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"