KONTEKS.CO.ID – Bos TV Aljazair dipecat gara-gara tim nasional Maroko lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 di Qatar. Kok bisa?
Nama bos tv Aljazair yang dipecat itu adalah Chabane Lounakel.
Pemerintah Aljazair pada Minggu 11 Desember 2022 memecat Chabane Lounakel dari jabatannya sebagai kepala Lembaga Televisi Publik (EPTV) sehari setelah jaringan itu menyiarkan kelolosan tim nasional Maroko ke semifinal Piala Dunia 2022.
Penayangan skor kemenangan Maroko atas Portugal oleh jaringan EPTV belum pernah terjadi sebelumnya. Karena media pro-rezim Aljazair tersebut dilarang atau menghindari pelaporan prestasi tim nasional Maroko selama Piala Dunia 2022.
Mengutip pernyataan dari Kementerian Komunikasi Aljazair, kantor berita Aljazair APS melaporkan bahwa Nadir Boukabes menggantikan Lounakel sebagai direktur umum EPTV, juga dikenal sebagai Televisi Algerienne – sebuah perusahaan yang mengelola cabang televisi publik di Aljazair.
Namun, pernyataan itu tidak merinci alasan di balik pemecatan Direktur Umum EPTV yang dilantik pada Mei 2021 itu.
Pasalnya, ini bukan pertama kalinya Aljazair memilih mempolitisasi olahraga.
Pada November 2022, saluran televisi Aljazair TV2 Algerie memicu kontroversi setelah menampilkan hasil tiga pertandingan namun mengabaikan penayangan kemenangan 2-0 yang diraih Maroko melawan Belgia di Piala Dunia.
Di tengah dukungan terus menerus dari jutaan orang Arab dan Afrika dari seluruh dunia, tidak ada pejabat Aljazair yang memberi selamat kepada Maroko karena lolos ke semifinal Piala Dunia 2022.
Padahal, Maroko mencetak sejarah baru sebagai negara Arab dan Afrika pertama yang lolos ke fase semifinal dalam sejarah Piala Dunia.
Pemecatan Lounakel memicu kekhawatiran di antara beberapa media, termasuk outlet berita Le Matin d’Algerie.
“Seringnya pergantian direktur terus berlanjut. Nadir Boukabes sebelumnya menjabat sebagai direktur berita EPTV. Posisi CEO grup televisi publik yang tidak menyenangkan adalah kursi pelontar yang nyata,” kata Le Matin d’Algerie.
“Enam direktur jenderal dipecat, tiga di antaranya oleh Tebboune sendirian dalam masa pemerintahannya yang singkat selama tiga tahun. Ketidakstabilan yang mengejutkan,” tulis Le Matin d’Algerie lagi.
Saluran online Aljazair telah menunjukkan bahwa banyak warga Aljazair telah menyatakan kegembiraannya setelah Maroko lolos ke semifinal Piala Dunia 2022.
Banyak yang terlihat mengibarkan bendera Maroko dan Aljazair untuk merayakan kemenangan Maroko melawan Portugal.
Dukungan tersebut mencerminkan pidato Raja Mohammed VI, di mana raja menekankan bahwa penutupan perbatasan yang memisahkan Maroko dan Aljazair “tidak akan pernah menjadi penghalang yang mencegah interaksi dan pemahaman mereka.”
Dalam pidatonya, Raja juga mengingat inisiatifnya, menyerukan Aljazair untuk terlibat dalam dialog langsung guna mengakhiri kebuntuan politik antara kedua negara.
Perlu diketahui bahwa Aljazair memutuskan hubungan dengan Maroko pada Agustus 2021, menuduh Rabat menyebabkan kebakaran hutan di wilayah Kabylia.
Maroko menyesali keputusan Aljazair dan menolak klaim rezim tersebut. Negara Afrika Utara itu juga menekankan akan selalu menjadi mitra yang kredibel dan setia bagi warga Aljazair.
Namun jika ditarik lebih jauh, ketegangan antara kedua negara berlangsung selama beberapa dekade karena rezim Aljazair mendukung Front Polisario, kelompok separatis yang menantang integritas dan kedaulatan wilayah Maroko atas Sahara Barat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"