KONTEKS.CO.ID – Terungkap fakta baru skandal plusvalenza Juventus yang segera memasuki tahap berikutnya setelah vonis pengurangan 15 poin.
Terungkap fakta baru skandal plusvalenza Juventus yang mengabarkan keberatan klub asal Turin tersebut atas percakapan dalam rekaman penyadapan.
Juventus dilaporkan akan berdebat dalam banding mereka terhadap penalti15 poin di klasemen Liga Italia Serie A 2022-2023.
Itu karen Jaksa FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) mengabaikan beberapa percakapan penyadapan yang membebaskan mereka dari vonis sengaja menaikkan biaya transfer untuk meningkatkan keuntungan modal (capital gain).
Seperti diketahui, Bianconeri – julukan Juventus – adalah satu-satunya klub yang dihukum karena trik penghitungan capital gain, karena putusan awal skandal plusvalenza dibatalkan berdasarkan bukti baru.
Itu diberikan oleh investigasi Prisma dari jaksa penuntut umum di Turin, yang berbagi informasi dengan jaksa FIGC.
Juve tidak dapat memformalkan banding mereka sampai motivasi tertulis untuk putusan tersebut dirilis, tetapi sudah ada petunjuk mengenai pendekatan yang akan mereka ambil.
Menurut laporan terbaru di Calcio e Finanza, pengacara Juventus akan berargumen bahwa jaksa FIGC hanya menyajikan bukti yang dipilih dari percakapan yang disadap dan bukan yang lain yang bisa membersihkannya.
Awalnya, diputuskan bahwa tidak ada yang dapat secara independen memverifikasi nilai seorang pemain selain bayaran yang disetujui oleh dua klub.
Sehingga mereka tidak dapat dihukum karena menggelembungkan nilai transfer tersebut secara artifisial.
Juventus dihukum sebagian besar karena percakapan yang disadap di mana para direktur membahas transfer, mengakui para pemain tidak sebanding dengan angka-angka itu.
Namun, klub akan menghadirkan penyadapan lain termasuk percakapan antara kepala keuangan Stefano Bertola dan negosiator transfer Federico Cherubini.
“Tidak, tidak, jika mereka mencari niat jahat, mereka tidak akan menemukannya,” beber Bertola dalam diskusi yang direkam pada 15 Juli 2021.
Namun di akhir diskusi, Cherubini mencatat “Miralem Pjanic bernilai 20 juta Euro, tapi kami menjualnya seharga 50 juta Euro, setiap kali ada nilai yang dikaitkan, itu mungkin dianggap lebih atau kurang adil, tapi bukan itu yang dimaksud dengan sengaja.”
Pengacara Juventus akan berargumen bahwa jaksa mengedit dan menampilkan rekaman telepon untuk membuat mereka terlihat memberatkan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"