KONTEKS.CO.ID – Kronologi penggerebekan kantor Juventus dalam skandal plusvalenza menyita perhatian publik dan dapat dibaca dalam artikel berikut.
Kronologi penggerebekan kantor Juventus merupakan awal dari upaya aparat penegak hukum Italia membongkar skandal plusvalenza.
Mengapa Juventus jadi pusat skandal plusvalenza?
Pada musim panas 2020, Arthur Melo pindah dari Barcelona ke Juventus, sedangkan Miralem Pjanic justru sebaliknya.
Secara resmi, kedua kesepakatan ini tidak terhubung. Mereka tidak diumumkan sebagai bagian dari transfer yang sama.
Barcelona menyatakan bahwa Juve telah setuju untuk membayar awalan 72 juta Euro untuk Arthur, sementara Pjanic telah dibeli seharga 60 juta Euro.
Kedua klub, dengan demikian, berada dalam posisi untuk membukukan keuntungan modal dari pemain mereka yang keluar, sementara Juve hanya perlu menyerahkan uang tunai sebesar 12 juta juta Euro.
Itu adalah kesepakatan yang cocok untuk kedua belah pihak, tetapi terutama Barca yang kekurangan uang karena mereka semakin dekat untuk membukukan keuntungan sebelum akhir tahun keuangan.
Pertukaran ini lebih tentang keuangan daripada sepak bola, dan itu ditulis secara terbuka pada saat itu.
Namun tidak ada pemain yang tampak sepadan dengan bayarannya, terutama dalam iklim ekonomi yang terpengaruh pandemi Covid-19, tetapi itu dianggap tidak penting.
Tidak ada ancaman penyelidikan, apalagi hukuman. Tapi setelah itu ada indikasi kecurangan ditemukan oleh aparat penegak hukum di Italia.
Apa sebabnya?
Pada dasarnya, empat badan Italia terpisah telah meneliti transfer yang melibatkan Juventus dan klub lain selama beberapa tahun terakhir, termasuk pertukaran Pjanic-Arthur, serta operasi serupa pada 2019 yang membuat Danilo (37 juta Euro) tiba di Turin dan Joao Cancelo (65 juta Euro) pindah ke Manchester City.
Pada 2021, COVISOC, komisi pengawas untuk Serie A Liga Italia, mulai menyelidiki lusinan kesepakatan dengan penilaian pemain yang dipertanyakan dan menghubungi FIGC (Federasi Sepak Bola Italia).
COVISOC menandai 62 transfer yang berpotensi membengkak terkait dengan musim 2018-2019, 2019-2020, dan 2020-2021. Catat ya, jumlah itu 42 transfer di antaranya melibatkan Juve.
Lantas COVISOC membagikan temuannya kepada Jaksa Penuntut Umum Turin, yang membuka penyelidikan kriminal pada Mei 2021 yang disebut Prisma.
Kemudian CONSOB, regulator keuangan yang bertanggung jawab untuk memantau transaksi klub yang dikutip di bursa saham (seperti Juventus), juga ikut turun tangan dan itu sangat signifikan, karena bursa saham berada di bawah wewenang polisi keuangan Italia, Guardia di Finanzia.
Dan merekalah (Guardia di Finanzia) yang menggerebek tempat latihan dan kantor Juve pada November 2021.
Dari hasil penggerebekan tersebut, CONSOB menyita dokumen terkait puluhan transfer Juve yang dicurigai terdapat kecurangan.
Menurut Sky Sport Italia dan ANSA, temuan CONSOB tersebut bernilai total 282 juta Euro dalam bentuk keuntunganan modal (capital gain).***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"