KONTEKS.CO.ID – Tiki-taka adalah taktik sepak bola modern yang wajib Timnas Indonesia. Bagi penggemar sepak bola tiki-taka bukanlah istilah asing.
Apalagi tiki–taka ini sempat populer dan menjadi bahasan tersendiri di kalangan pecinta sepak bola. Ya, tiki-taka menjadi sorotan para fans sepak bola setelah keberhasilan FC Barcelona dan Timnas Spanyol menguasai sepak bola Eropa dan Dunia.
Apa sih tiki-taka itu? Simak pembahasan tiki-taka pada artikel berikut ini.
Secara bahasa tiki-taka berasal dari bahasa spanyol yang artinya umpan-umpan pendek secara cepat.
Tiki-taka merupakan salah satu istilah taktik dalam sepak bola modern. Tiki-taka memiliki sistem bermain sepak bola dengan melakukan operan-operan pendek antarpemain secara cepat dan bergerak untuk mendekati gawang lawan.
Lebih mudahnya tiki–taka merupakan filosofi dalam permainan sepak bola untuk menguasai bola dengan cara melakukan operan-operan pendek secara cepat dan rapi.
Tujuan dari taktik ini harapannya lawan bergerak mendekati bola sehingga meninggalkan ruang kosong yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyerangan.
Untuk menerapkan taktik ini pemain dituntut memiliki akurasi passing yang tinggi dan kejeniusan dalam bermain sepak bola. Untuk menerapkan taktik ini pemain harus dibekali dan dilatih agar memiliki akurasi operan yang mumpuni.
Pemain harus bisa berpikir secara cepat untuk melakukan pergerakan saat melakukan umpan dan siap menerima umpan kembali.
Jika pemain tidak mampu melakukan operan pendek dan cepat secara baik, maka tim lawan dapat dengan mudah memotong dan merebut bola.
Taktik tiki-taka pertama kali dikenalkan oleh legenda Barcelona Johan Cruiff. Pelatih asal Belanda ini menerapkan dasar tiki-taka kala melatih Blaugrana. Filosofi inilah yang dibangun dan pada akhirnya menjadi ciri khas Barcelona dalam bermain sepak bola.
Dengan taktik inilah Barcelona meraih kejayaan saat dilatih oleh Pep Guardiola. Puncaknya Pep mampu mempersembahkan enam gelar bagi Barcelona dalam satu musim. Sejauh ini keberhasilan Barcelona tersebut sulit disamai oleh klub–klub lain.
Selain Barcelona, timnas Spanyol juga menerapkan taktik tiki–taka. Berkat taktik ini pula La Furia Roja berhasil meraih juara piala dunia pada tahun 2010 dan meraih dua kali gelar piala eropa pada tahun 2008 dan 2012.
Baru–baru ini timnas Indonesia yang dilatih oleh Shin Tae Yong mencoba menerapkan taktik ini. Pada tahun 2021 yang lalu dengan taktik tiki–taka Timnas Garuda hampir saja meraih gelar piala AFF pertama kalinya sebelum dikandaskan oleh Thailand di partai final.
Bagaimana menurut kalian apakah tiki–taka cocok diterapkan untuk timnas kita? ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"