KONTEKS.CO.ID – Pelajar asal Indonesia berhasil merajai program ‘Space Teams Mission Oz’, ajang penjelajahan antariksa virtual Internasional pada 2-7 Oktober 2022.
Peringkat 1, 2 dan 3 berhasil direbut pelajar asal Indonesia dalam program tersebut.
Program ini diikuti peserta dari 20 negara di antaranya Amerika Serikat, Kanada, Australia, Austria, Singapura, UEA, Arab Saudi, India, Indonesia, Mesir serta sejumlah negara lainnya.
Tujuan program tersebut untuk memberikan pemahaman landasan teori dan pengetahuan teknis dalam mendesain misi penjelajahan luar angkasa.
Profesor Yohanes Surya, inisiator kepesertaan tim Indonesia dalam program ‘Space Team: Mission Oz’ itu mengatakan, kegiatan tersebut merupakan langkah yang baik untuk pelajar Indonesia.
“Memberikan kesempatan bagi pelajar Indonesia mendapatkan eksposur internasional dan meningkatkan kemampuan proses sains dan ketertarikan pelajar pada bidang sains, teknologi, rekayasa (enjiniring) dan matematika khususnya terkait dengan antariksa,” ujarnya, dikutip Sabtu 15 Oktober 2022.
Berdasarkan skor capaian pada seluruh rangkaian kegiatan, peringkat pertama, kedua, dan ketiga Spacecraft Award diraih oleh tim Indonesia.
Peringkat pertama diraih oleh tim Morpheus Astros yang beranggotakan Edgar Sipayung asal SMA Unggul DEL, Justin Salomo asal SMA Unggul DEL, Keyza Rajagukguk asal SMA Unggul DEL, Sayu Agung Oka Ariani asal SMAN 1 Bangli, dan Christopher Govert asal SMA Sutomo 1 Medan.
Peringkat kedua, diraih tim C-96 yang beranggotakan Rhatwo Pasaribu asal SMA Unggul DEL, Ribka Anastasya Sitorus asal SMA Unggul DEL, Jeffrey Matius asal SMA Sutomo 1 Medan, Yehezkiel Geanluna Lumban Gaol asal SMA Budi Mulia Pematang Siantar, dan Puti Jasmina Sudjatmiko asal Singapore Intercultural School Medan.
Untuk peringkat ketiga, diraih tim Yggdrasil beranggotakan Daniel Tarigan, Natanael I. Manurung, Fredrick Parulian Perangin-angin, Nathan E. C. Marpaung, dan Hengki Winata Simanugkalit, yang semuanya berasal dari SMA Unggul Del.
Rangkaian aktivitas dalam kegiatan ini meliputi simulasi planet, desain dan perakitan wahana antariksa, desain orbit dan penginderaan jauh, memasuki atmosfer dan pendaratan antariksa, pembangunan habitat, dan eksplorasi.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, peserta mendapatkan kesempatan berinteraksi dan belajar dari astronot NASA dan ilmuwan dalam bidang antariksa, di antaranya Dr Gregory Chamitoff yang telah menyelesaikan dua misi keluar angkasa.
Berdasarkan capaian tersebut, secara terpisah Mizanul Chowdhury, NASA’s Astrobee/SPHERES scientist yang juga pendiri dari STEMX-365 mengucapkan selamat kepada peserta Indonesia yang berhasil memperoleh Spacecraft Award.
“Kunci keberhasilan dari tim Indonesia adalah kemampuan kolaborasi dan dedikasi yang kuat dari tim Indonesia,” ungkap Mizanul.
Salah satu peserta, Sayu Agung Oka Ariani yang berasal dari Desa Penatahan Susut, Kabupaten Bangli mengaku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari kompetisi ini.
“Dalam waktu yang terbilang cukup singkat, saya bisa belajar banyak hal dari para ahli yang inspirasional dan berpengalaman di bidangnya,” ujarnya.
Sesi pada ajang ini cukup jelas dan informatif dan bagian yang paling menarik untuk Sayu adalah wahana antariksa.
“Pada kegiatan peserta diharapkan untuk mengobservasi dan melakukan eksperimen dengan berbagai bagian yang berbeda menjadi satu kesatuan. Sebagai contoh bagaimana pesawat ruang angkasa di bangun, bagaimana berbagai senyawa yang berbeda dapat berpengaruh dalam bentuk dan tampilan planet, menganalisa orbit, dan lainnya,” jelasnya.
Kata Sayu, dia tidak akan bisa melewati semua misi dan tugasnya tanpa kerja sama dengan kelompok.
“Team discussion memainkan peran yang sangat besar dalam memperoleh kesuksesan dalam kompetisi ini,” kata Sayu.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"