KONTEKS.CO.ID – Kelenjar getah bening adalah organ yang penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Organ ini berfungsi untuk membantu melawan infeksi dan penyakit. Namun, kelenjar ini rentan terhadap gangguan dan penyakit yang dapat menyebabkan pembengkakan pada organ tersebut.
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah masalah yang umum terjadi karena berbagai hal, seperti infeksi virus atau bakteri hingga kanker. Pembengkakan ini biasanya beserta rasa sakit yang bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perawatan khusus.
Namun, jika penyebab pembengkakan kelenjar getah bening tidak terdeteksi atau karena infeksi bakteri, maka perlu pengobatan khusus. Untuk pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik adalah pengobatan yang paling umum diberikan.
Sedangkan untuk pembengkakan kelenjar getah bening karena faktor gangguan kekebalan, sangat perlu untuk mendahulukan pengobatan pada kondisi ini.
Selain itu, pembengkakan kelenjar juga bisa karena kanker, sehingga memerlukan pengobatan yang berbeda-beda tergantung dari jenis kankernya. Beberapa jenis penanganan bisa dengan pembedahan, radiasi, hingga kemoterapi.
Jika penyebab pembengkakan belum terdeteksi, kamu bisa melakukan beberapa perawatan mandiri untuk mengatasi masalah ini.
- Melakukan kompres pada area yang bengkak atau nyeri dengan kain basah yang hangat;
- Konsumsi obat pereda nyeri secara rutin untuk meredam rasa sakit;
- Konsumsi obat antibiotik denga catatan sesuai dengan resep dokter;
- Untuk pemulihan Istirahat yang cukup, dan;
- Hindari pemberian aspirin pada anak untuk menghindari risiko sindrom Reye.
Selain itu, berkumur dengan air garam secara rutin juga menjadi alternatif pengobatan yang efektif jika terjadi pembengkakan kelenjar pada area leher, telinga atau rahang.
Penting untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dan memperhatikan tanda-tanda yang timbul, agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"