KONTEKS.CO.ID – Agoraphobia atau agorafobia adalah rasa takut atau cemas berlebihan pada tempat atau situasi yang membuat penderitanya merasa panik, terperangkap, tidak berdaya, atau malu.
Ketakutan tersebut bisa disebabkan oleh beragam hal, ada yang merasa takut pada suatu kondisi atau situasi, seperti keramaian, dan ada juga yang merasa takut pada hal-hal yang lebih spesifik, seperti darah atau hewan tertentu.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorders mengklasifikasikan kondisi agoraphobia sebagai gangguan kecemasan, lebih khusus lagi ketakutan atau kecemasan yang nyata tentang dua atau lebih dari lima situasi.
Lima situasi tersebut adalah saat menggunakan transportasi umum, berada di tempat terbuka, berada di ruang tertutup seperti toko, teater, dan bioskop, berdiri dalam antrean atau berada di tengah orang banyak dan berada di luar rumah sendirian.
Situasi agoraphobia hampir selalu menimbulkan ketakutan atau kecemasan. Ketakutan atau kecemasan tidak sebanding dengan bahaya aktual yang ditimbulkan oleh situasi agoraphobia dan konteks sosiokultural.
Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran terus-menerus, biasanya berlangsung 6 bulan atau lebih.
Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau gangguan pada area fungsi yang penting.
Agoraphobia sering disalahpahami hanya sebagai ketakutan meninggalkan rumah, namun, ini tidak cukup akurat.
Agoraphobia adalah fobia berada dalam situasi di mana melarikan diri akan sulit atau tidak mungkin.
Penyebab Agoraphobia
Beberapa di antaranya berkaitan dengan biologi. Menurut Mayo Clinic, individu-individu tertentu lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut, seperti mereka yang:
- Telah didiagnosis dengan gangguan panik atau fobia lainnya
- Tanggapi serangan panik dengan ketakutan dan penghindaran yang berlebihan
- Pernah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orang tua, atau diserang
- Temperamen cemas atau gugup
- Memiliki kerabat darah dengan agorafobia
- Selain itu, tampaknya ada korelasi tinggi antara agorafobia dan ketergantungan zat, dengan riwayat penyalahgunaan zat sebelum timbulnya agorafobia di sebagian besar kasus.
Gejala Agoraphobia
- Serangan panik mengendalikan hidup Anda
- Menghindari situasi tertentu, seperti ruang yang luas seperti tempat parkir, atau ruang tertutup seperti teater atau toko
- Ketakutan dan penghindaran terhadap transportasi, seperti mobil, bus, kereta api, kapal, dan pesawat
Gejala gangguan panik atau agoraphobia dapat menyerupai gejala gangguan kecemasan dan/atau masalah medis lainnya.
Hanya dokter atau profesional kesehatan mental yang berkualifikasi yang dapat mendiagnosis Anda atau orang lain dengan kondisi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"