KONTEKS.CO.ID — Mengenal etilen oksida, zat berbahaya yang ditemukan dalam mie instan Indonesia seperti Indomie.
PT Indofood memberikan tanggapan atas laporan dari Kementerian Kesehatan Taiwan yang menemukan kandungan zat pemicu kanker, etilen oksida, pada mi instan Indomie rasa Ayam Spesial asal Indonesia.
Kandungan etilen oksida pada dua produk mi instan melebihi batas, yakni Indomie rasa Ayam Spesial dan Ah Lai White Curry Noodles dari Malaysia.
Namun, mungkin Anda bertanya-tanya, apa itu etilen oksida? Menurut laporan Departemen Kesehatan Pemerintah Kota Taipei, inspeksi acak terhadap 30 produk mi instan tahun 2023 menemukan satu produk dari Malaysia dan satu dari Indonesia dengan kandungan kadar etilen oksida yang berlebihan.
National Cancer juga telah melaporkan bahwa paparan bahan etilen oksida ini dapat meningkatkan risiko terkena limfoma dan leukemia, serta kanker perut dan payudara.
Laporan ini menjadi perhatian serius bagi konsumen dan produsen mi instan di seluruh dunia. Lantas, apa itu sebenarnya etilen oksida?
Mengenal Etilen Oksida
Etilen oksida atau EtO adalah pestisida yang biasanya digunakan untuk fumigasi. Namun, apa yang membuat etilen oksida mendapatkan perhatian baru-baru ini adalah temuan residu EtO dan turunannya dalam pangan.
Isu ini mulai mencuat sejak notifikasi dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF) pada tahun 2020. Menurut BPOM, EtO merupakan emerging issue atau isu baru di Indonesia.
Organisasi Codex Allimentarius Commission (CAC), di bawah naungan World Health Organization (WHO) dan Food and Agriculture Organization (FAO), belum mengatur penggunaan EtO dan turunannya. Oleh karena itu, aturan terkait EtO berbeda-beda di setiap negara.
Etilen Oksida sebenarnya digunakan untuk berbagai keperluan, seperti fumigasi pangan dan tekstil, sterilisasi peralatan medis, serta fungisida pertanian. Selain itu, bahan ini juga digunakan dalam sintesis organik, pembuatan etilen glikol, akrilonitril, dan surfaktan non-ionik.
Secara fisik, etilen oksida adalah gas tidak berwarna dan berbau seperti eter. Namun, jika terhirup dalam jangka pendek dan berlebihan, paparan etilen oksida dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan saluran pernafasan, efek pada susunan saraf pusat, kerusakan paru, dan bahkan kanker.
Gejala paparan etilen oksida meliputi sakit kepala, sakit perut, mual, diare, kesulitan bernapas, kelelahan, dan kulit serta mata yang terbakar. Paparan yang terus-menerus bahkan dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
Dalam kehidupan sehari-hari, etilen oksida biasanya digunakan sebagai produk antara untuk membuat senyawa kimia lain, termasuk etilen glikol untuk antibeku dan poliester.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan etilen oksida harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti aturan yang berlaku untuk menghindari paparan berbahaya bagi kesehatan manusia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"